JAKARTA, beritalima.com – Seminar Nasional Penyusunan Panduan Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia dalam mengetengahkan Ukhuwah Islamiyah dalam Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta Strategi Efektif Membangun Ukhuwah Islamiyah yang dilaksanakan Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia, di Ruang Bima, Hotel Bidakara, Senin (25/4/2016) di Jakarta. Bersamaan itu hadir KH. Nurhasan Zaidi Ketua Panitia Seminar Nasional, Ketua Komisi Ukhuwah MUI Drs. H. Adnan Harahap, dan Dr. KH. Ma’ruf Amin Ketua Umum MUI Pusat.
KH. Ma’ruf Amin mengapresiasi seminar nasional yang diselenggarakan Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI. Tapi Ketum MUI Pusat menegaskan persoalan ukhuwah Islamiyah tidak saja pada seminar-seminar tapi rapat-rapat yang perlu dirumuskan.
Pertama kata Ma’ruf Amin, masyarakat Islam yang damai karena tidak saja di Indonesia tapi Islam yang berkembang di Eropa mencari Islam yang damai seperti di Indonesia. Oleh karena itu ditegaskan Ma’ruf yang kedua, perlu melakukan didikan dan pembinaan karakter umat Islam, serta ketiga perlu perbaikan umat Islam terutama dengan ormas-ormas Islam yang harus menjunjung tinggi kedamaian umat Islam dan ukhuwah Islamiah.
“Untuk bisa menjunjung tinggi dan bisa memikul tugas berat itu, maka harus bekerjasama dan merevitalisasi, dan menyatukan umat dari seluruh potensi yang ada,” terangnya dihadapan peserta seminar.
Lebih lanjut dikatakan Ma’ruf, tidak cukup dengan ayat, tapi ia meminta kepada tokoh ulama. Pertama, dalam aspek pemikiran. Umat Islam harus memiliki pandangan yang sama, harus ada toleransi terhadap perbedaan dan tidak boleh fanatik sepanjang wilayah perbedaan. Perbedaan itu tidak boleh diingkari apalagi di luar wilayah perbedaan hingga dapat dinamakan penyimpangan.
Kedua yang menjadi persoalan bagi KH. Ma’ruf Amin adalah tansi harokah yang menjadi kekuatan terintegrasi. Mengingat dalam diri kita memiliki kekuatan bersama dan tidsak sendiri-sendiri hingga menjadi kekuatan. “Bagaimana mengadu domba antara kelompok yang satu dengan yang lain. Bagaimana toleransi terhadap penyimpangan. Bagaiamana menjadi kepemimpinan yang bareng. Bagaimana menghadapi orang yang tidak ketemu-ketemu. Bahkan jangan sampai imam menjadi kelembaga saja,” terangnya.
Oleh karena itu dikatakan Ma’ruf Amin jangan sampai terjebak dengan kepentingan sesaat, dan jangan menyerang perbedaan. Maka dari itu ia mengajak umat Islam untuk menyatukan perbedaan yang dihadapi bersama dan melakukan langkah-langkah bersama kepada seluruh ormas Islam.
MUI dari 60 ormas Islam yang ada harus melakukan koordinasi dan mengkoordinir langkah – langkah strategis. Semuanya diserahkan ke lkomisi ukhuwah. Namun mengenai adanya kontaminasi islam radikalisme. Tapi sekarang ini soal Islam di dunia, menginginkan Islam yang damai seperti di Indonesia hingga bisa membawa ajaran Islam yang damai. dedy mulyadi