Melirik Kegiatan Umat Islam Di Pedesaan Dalam Bulan Ramadhan

  • Whatsapp

Laporan: Drs H Suherman Amin Dari Bireuen – Aceh
Dalam pelaksanaan kegiatan menjalankan ibadah di bulan puasa bagi ummat Islam dalam wilayah Kabupaten Bireuen sesuai hasil penelusuran ke berbagai desa dari sejumlah kecamatan dan melihat sejauh mana kegiatan masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa . Berikut laporan liputan kegiatan bulan suci 1437 Hijriah .
Dalam kunjungan ke berbagai desa , berhasil melakukan percakapan kusus dengan sejumlah warga masyarakat maupun pemuka agama, yang dengan bersahaja meluangkan waktu untuk memberikan keterangan menyangkut seputar kegiatan bulan puasa yang penuh berkah ini.
Abon dan Tgk Iskandar Is yang akrab disapa ( Pak Is ), warga salah satu gampong di Kecamatan Kecamatan Gandapura menyebutkan, dalam bulan puasa ini,umat islam bersyukur kepada Allah SWT,bahkan tahun ini sudah berkesempatan bertemu lagi dengan bulan penuh makfirah. Allah maha Adil dan Bijaksana dalam memberikan kesempatan panjang umur .
Hadirnya bulan penuh pengampunan ini,umumnya bagi orang tua kita telah menjalankan bersama sama secara serentak dan pada malam hari meningkatkan ibadah shalat sunat tarawih,ungkap Abon didampingi Pak Is dan sejumlah warga lainnya di salah meunasah dalam pelaksanaan anjangsana ukhuwah dalam safari Ramadhan.
Bagi umat islam kata Iskandar Is yang juga Pembina Persatuan Wartawan Aceh ( PWA) Kabupatren Bireuen , secara tradisi maupun untuk membesarkan syiar pada bulan puasa, masyarakat sudah tiga bulan lebih, atawa duluan mempersiapkan sesuatu mulai dari mengumpulkan kayu bakar untuk keperluan masak, karena kelangkaan gas atau mahalnya elfiji di gampong bahkan melonjak pula berbagai harga barang sehingga para ibu rumah tangga di pedesaan mempersiapkan jauh-jauh hari berbagai kesiapan untuk persiapan Ramadhan.
Persiapan kepentingan selama Ramadhan dilakukan oleh para ibu rumahtangga mengingat selama bulan puasa,aktifitas ibadah terus meningkat bahkan dalam menyajikan makanan/minuman ringan,selama itu,pihak keluarga tentunya harus mempunyai persiapan yang matang pula, sebab selama Ramadhan makanan/minuman pada malam hari banyak diperlukan setelah berbuka puasa bersama dan disumbangkan kepada fakir miskin serta di antar ke Meunasah dan Surau kepada remaja yang bertadarus secara bergiliran.
Sementara itu di Kecamatan Kuala Tgk Ismail Daud menyebutkan hal senada dan ditambahkan, persiapan bahan lainnya sebagai keperluan juga selama bulan Ramadhan, para ibu mempersiapkan tepung dari beras nasi maupun beras ketan yang telah lama ditumbuk pakai alue serta lesung ada juga jingkie ( Alat tradisional untuk tumbuk padi) tepung minimal 5 sampai 7 bambu disediakan setiap datangnya puasa, Belum lagi minyak makan(goreng) dari bahan kelapa,enam bulan lalu sudah disimpan,dengan cara membuat sendiri,hal ini dijelaskan Ibu Ummi Hamidah.
Penyediaan tepung dan minyak goreng sudah menjadi tradisi secara turun temurun bagi mereka sebab pada bulan yang penuh melipatkangandakan pahala ini,menjadi momen bagi umat islam untuk menyumbang ( bersedekah) makanan/minuman ringan kepada orang yang akan bukan puasa di tempat tempat sarana ibadah maupun di antar ke rumah fakir miskin dan panti asuhan. Atas dasar itulah semua ibu rumah tangga memudahkan membuah kue basah/kering,bahannya sudah ada,tinggal membeli telor , bahkan ironisnya gula pasir sudah disediakan para ibu rumahtangga dengan hasil julo-julo ( Arisan ) kalangan ibu rumah tangga.
Bulan suci Ramadhan semua masyarakat selama sebulan penuh di meunasah sebab ada kegiatan pelaksanaan berbagai kegiatan ibadah, juga merupakan tradisi berbuka bersama dengan memasak Kanji makanan trandisional yang sengaja dibuat untuk penganan berbuka dan dananya untuk membeli bahan kanji itu berupa sumbangan masyarakat.
Memang masyarakat Aceh pada bulan puasa sangat dimuliakan dan sebagai sarana peningkatan ibadah kepada Allah SWT,semua sarana ibadah telah siap menampung jamaah,pada malam hari untuk shalat terawih dan shalat lima waktu lainnya,terbukti tambah Usman,banyak sarana ibadah yang rusak sudah diperbaiki dan dibersihkan secara gotong royong bersama warga,sehingga umat islam merasa nyaman menjalan ibadah tersebut.
Peningkatan ibadah terlihat juga pada anak muda dan generasi muda yang masih status pelajar,mareka pada malam hari karena kegiatan proses belajar di sekolah selama puasa bidang keagamaan ditingkatkan,usai shalat terawih dan membantu kegiatan keagamaan bersama imum meunasah, melakukan baca Alquraan secara bersama(tadarus) sampai sahur tiba,dan tidak luput pula menjelang sahur membangunkan masyarakat pakai pengeras suara,masyarakat juga sangat terbantu untuk makan sahur,upaya ini memang harus digalakkan pada remaja kita,sebut Tgk Usman,yang juga bilal salah satu meunasah dikawasan Samalanga, kota ujung paling barat kota Bireuen itu.
Sejak bulan puasa berlangsung umat islam terus meningkatkan ibadahnya dan berbagai persiapan itu juga telah dilakukan,bagi perempuan(seluruh keluarganya) sudah wajib shalat dihadiahkan seperangkat shalat berupa kaing sarung,mukena dan sajadah sedangkan laki laki kain sarung dan kupiah baru yang dibeli,maka dipasar pasar tradisional menjelang puasa,suasana ramai ditempat penjualan kain(toko konveksi) penuh sesak sampai menjelang Hari Raya Idul Fitri tiba nanti,ungkap Nurjani,salah seorang pemilik toko penjual kain dan pakaian jadi di Kecamatan Kuta Blang.
Selain itu bagi masyarakat sudah merupakan suatu kebiasaan, usai shalat dhuhur di Meunasah dan Masjid secara berjamaah melakukan istirahat sejenak tidur tiduran,melepas lelah yang sudah capek bekerja berbagai aktivitas lainnya,ada juga menunggu sampai shalat Asar tiba, sehingga banyak tempat sarana ibadah semarak syiar islam. *****

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *