WONOSOBO, beritalima.com | Melalui Dinas Pertanian dan Dinas Kehutanan Wonosobo dusun Kunci desa Bojasari kecamatan Kertek dijadikan pusat budi daya jamur di kabupaten Wonosobo. Adapun jenis jamur yang dibudidayakan diantaranya jamur tiram, jamur kuping, jamur lingzi biasa serta jamur lingzi tanduk rusa.
Disampaikan pengusaha budidaya jamur dusun Kunci desa Bojasari, Yusuf Purnomo, cara budidaya jamur yang baik dan benar harus bisa mengusai tata cara dari proses awal pembuatan baglog untuk pembibitan dan perawatan jamur hingga panen.
“Tempat usaha yang kami kelola bernama Jamur Kunciku dan sudah dipatenkan. Melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan Wonosobo tempat usaha Jamur Kunciku desa Bojasari dijadikan salah satu pusat budidaya jamur yang ada di kabupaten Wonosobo dan sering menjadi tempat kunjungan kerja dari Dinas Pertanian kabupaten Wonosobo serta dari berbagai daerah luar Wonosobo. Selain itu tempat ini pernah dikunjungi warga negara asing seperti Malaysia dan Jepang melalui fakultas kehutanan Jogjakarta untuk melihat secara langsung proses pembibitan, perawatan hingga pemanenan jamur yan baik dan benar.” Papar Yusuf Selasa (17/03/20).
Pemilik usaha jamur kunciku ini mengajak para kelompok tani serta perseorangan yang ingin memiliki usaha jamur dan mengembangkanya dapat datang di lokasi ini guna bersama-sama belajar serta memahami tentang budidaya jamur yang baik dan benar dengan melakukan pelatihan secara teori dan langsung praktek ditempat budidaya jamur yang telah disediakan.
“Usaha jamur sangat potensial untuk perkembangan peningkatan perekonomian masyarakat bagi kelompok tani dan perseorangan yang niat belajar, fokus dan konsisten dalam membudi daya jamur. Ada beberapa jenis jamur yang dibudidayakan seperti jamur tiram, jamur kuping, jamur lingzi biasa dan jamur linzi tanduk rusa.” Jelasnya.
“Di kabupaten Wonosobo ada sekitar 50 orang pelaku usaha tani jamur yang sudah tercatat di kelompok tani jamur. Penikmat jamur tiram dan kuping di Wonosobo semakin meningkat bahkan pengusaha jamur yang ada sering kekurangan jamur yang dipesan oleh para pedagang, pemilik rumah makan bahkan pelaku catring yang ada di kabupaten Wonosobo.” katanya
Dengan adanya masyarakat yang berniat melakukan usaha budidaya jamur setidaknya akan menambah relasi atau menjadi rekan kami, karena smakin banyak petani jamur bukan menjadi pesaing usaha, melainkan akan mempermudah kami ketika kekurangan jamur yang dipesan oleh penikmat jamur bahkan para pedagang di pasar atau pemilik rumah makan. Kami juga siap untuk memasarkan hasil panen jamur dari rekan-rekan pelaku usaha jamur yang belum bisa menjual dipasaran.
“Adapun harga jamur sesudah dipanen adalah, jamur tiram Rp. 10.000kg, jamur kuping basah Rp. 12.000 per kg, kering Rp. 65.000 per kg, lingzi biasa harga Rp. 160.000 per kg kering dan lingzi tanduk rusa Rp. 200.000 per kg kering.” Papar Yusuf. (Rjt-05 Budi).