MoU Dengan UIN Maliki Malang Untuk Mengembangkan Mutu Unwaha Yang Sudah Ada

  • Whatsapp

Jombang | beritalima.com – Workshop penjaminan mutu tindak lanjut peresmian gedung dan laboratorium oleh Wapres RI, 5 Juni 2022 lalu. Unwaha ingin meningkatkan mutu secara akademik. Sesuai dengan MoU Unwaha dengan UIN Maliki Malang, hadir tim instruktur Prof. Dr. H. Nur Ali, Prof. Dr. Agus Maimun, Dr. Rosihan Ashlihuddin, Dr. Alvin Mustikawan dan tim dari LP2M untuk mengembangkan mutu Unwaha yang sudah ada.

Demikian hal itu diungkapkan Plt. Rektor Unwaha, Dr. H. Muhyiddin Zainul Arifin saat berlangsung dua hari, Senin-Selasa (20-21 Juni) dan berlanjut pada kegiatan-kegiatan berikutnya sehingga yang menjadi tolak ukur akreditasi di Unwaha.

Ditegaskan Plt. Rektor Unwaha, fokus pada penjaminan mutu dan pembenahan akademik sedangkan untuk pembenahan akademik. Unwaha mengundang mitra yang sudah MoU dengan UIN Malang sampai betul-betul Unwaha menjadi nomor satu di Indonesia.

Dalam perkuliahan dijelaskan doktor Muhyiddin, biasanya dilakukan dosen yang bersangkutan namun setelah ini katanya, pembuatan kurikulum dalam silabi harus dimasukkan dosen luar.

“Misalnya 14 kali tatap muka maka yang 4 kali dilakukan oleh dosen luar. Dan ini bisa dari UIN Malang sebagai mitra juga nanti banyak yang dari luar negeri. Yang dari luar negeri itu bermitra dengan UIN nanti akan dibawa ke Unwaha,” jelas Plt. Rektor Unwaha, Selasa (21/6/2022).

Mitra UIN Maliki Malang yang ada di Rusia, Syiriah, Thailand, dan Inggris diikutkan sebagai mitranya Unwaha. Apalagi sekarang sifatnya daring, dosennya bisa ngajar langsung dari Syiria. Begitu juga dari Mesir, Thailand dan lainnya. Nanti kedepan kata Plt. Rektor Unwaha ada percepatan.

“Prof. Nur Ali dan Prof. Agua langaung uji coba berangkat dari Malang ke Unwaha. Yang satu lewat tol sedangkan yanh satunya tidak lewat tol. Yang lewat tol berangkat dari Malang pukul 08.00 wib sanpai Unwaha 09.30 wib. Sedangkan yang tidak lewat tol berangkat dari Malang pukul 06.30 sampai Unwaha pukil 10.00 wib.

“Jadi model-model lama yang tidak lewat tol sedangkan yang baru lewat tol makanya kita butuh percepatan. Percepatannya dengan cara mengubah sistem pengajaran. Biasanya dosen ngajar full 14 kali tatap muka sekarang tidak boleh. Cukup 10 kali, yang 4 harus dari luar Unwaha,” terangnya.

Mitranya menurut Gus Muhidin, tidak hanya dengan UIN tapi juga bermitra dengan univeraitas lain, seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya, UIN Surabaya, Tulungagung, IAIN Kediri, dan bermitra dengan Universitas Nahdlatul Ulama bahkan tidak tertutup kemungkinan ungkap Muhiddin, bermitra dengan universitas yang berbasis Muhammadiyah meskipun Unwaha berbasis NU.

“Ini dalam rangka percepatan atau kecepatan. Mahasiswa Unwaha juga akan dikirim sit-in, tidak hanya belajar di Unwaha tapi belajar di tempat-tempat lain, di UIN sudah diterima sesuai MoU nanti akan mengirim mahasiswa ke UIN satu bula atau sekian bulan sesuai kontrak,” tandasnya.

Selain Sit-ini kata Gus Muhidin ada short course atau kursus singkat, ada yang menyelenggarakan kemudian kita mengirim short course. Beda istilah beda target. Kemudian yang by riset, misalnya silabi 14 nanti yang dua ada yang berbasis lapangan. Jadi dapat ilmu di kampus kemudian yang dua materi itu berbasis lapangan harus keluar. Bisa diluar atau dengan tulisan riset-riset.

“Ini percepatan yang sudah kita uji langsung via tol dengan tidak via tol meskipun bayarnya beda tapi waktu disingkat karena sekarang ini sudah era digital semua harus serba cepat.

Secara eksplisit ditegaskan Plt. Rektor Unwaha, itu yang diharapkan. Lulusan Unwaha nanti mahasiswanya siap dalam dunia kerja kemudian tri dharma perguruan tingginya kena baik pengajaran, pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

“Jadi sudah berbasis global. Hal ini atas kesepakatan bersama semua pihak Unwaha, jadi kita bukan bicara mutu di Unwaha. Unwaha sudah bermutu tapi kita bicara pengembangan mutu yang sudah ada kita kembangkan lagi,” tandasnya.

Sambung Gus Muhyiddin, Unwaha berdasarkan regional di Jawa Timur masuk nominasi lima besar untuk judul-judul penelitian hingga diundang Kopertis untuk mendapatkan penghargaan.

Reporter : Dedy Mulyadi

beritalima.com

Pos terkait