JAYAPURA, beritalima.com – Majlis Muslim Papua diminta menjadi organisasi keagamaan yang menjadi pemersatu antar lembaga umat beragama sekaligus menjadi penangkal Radikalisme pemicu pecahnya persatuan dan kesatuan umat beragama khususnya di Papua.
Ketua Umum Pengurus Pusat Majelis Muslim Papua, H. Aroby Ahmad Aituarauw, SE.MM dalam sambutan saat Pembukaan MuhtamarII Majelis Muslim Papua yang digelar di GOR Waringin Abepura mengatakan, visi dan misi Majelis Muslim Papua harus tetap dipegang teguh oleh seluruh umat muslim di Papua, menjadi pengemban islam sebagai agama yang rahmatal lil alamin atau agama islam yang menjadi pembawa rahmat bagi seluruh umat manusia.
“Muhtamar ini akan digelar selama tiga hari kedepan, dan hasilnya saya harap bisa tetap berpegang teguh pada visi dan misi kita, menjadikan agama islam sebagai agama yang rahmatal lil alamin, menjadikan Papua sebagai tanah damai, berkolaborasi bersama pemerintah untuk pembangunan dan kedamaian di Papua dan sebagai penangkal Radikalisme untuk keutuhan bangsa,”kata Aroby, Jumat (21/4/2017) malam.
Menurutnya, ada beberapa strategi yang menjadi program utama Majelis Muslim Papua, yakni memaksimalkan eksistensi, fungsi dan peran Majelis MuslimPapua sehingga mencapai kemampuan optimal dalam mengembangkan dan melaksanakan program kerja dengan baik di tahun mendatang.
“Kita juga harus mengembangkan kwalitas dan kapastitas umat islam dan institusi untuk mencapai pengakuan terhadap persamaan hak serta kedudukan dalam berbagai bidang kehidupan,”katanya.
Selain itu, Harmonisasi dukungan antar lembaga keagamaan penting dilakukan untuk menjaga yang suasana peribadatan yang kondusif di tanah Papua. Pengembangan komitmen dan peran aktif muslim Papua dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat.
‘Kita berkewajiban menjaga suasana agartetap kondusif tanpa perbedaan hak dan kewajiban dalam melaksanakan ritual keagamaan maupun peran dan posisi dalam lingkunag sosial kemasyarakatan, pengembangan komitmen dan mendorong partisipasi aktif muslim Papua dalam setiap proses pembangunan, dan mengembangkan lingkungan kerja dan kerjasama antar lembaga yang baik agar tercapainya Rahmatal Lil Alamin yang kita agungkan,”tandas Aroby.
Sementara Thoha Alhamid, salah satu pendiri Majelis Muslim Papua, meminta jelang Pemilu Gubernur Papua 2018 mendatang, organisasi Majelis Muslim Papua tidak terjun dalam politik praktis. Sebagai organisasi keagamaan mesti tetap menjaga independensi. Thoha menyebut jangan menggiring masa kedalam politik menjadikan masa bisu.
‘Sudah pada besar dan sudah berkali – kali pilkada, saya fikir sudah pada faham, mana pemimpin yang bisa memberikan harapan memiliki harapan untuk membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi tanah Papua,”kata Thoha.
Muhtamar II Majelis Muslim Papua akan diselenggarakan selama tiga hari terhitung tanggal 22 – 25 April 2017, yang akan dilakukan di Balai Sosial Provinsi Papua di Tanah Hitam Abepura. Selain khilafah dari seluruh kabupaten se Papua, kegiatan tersebut juga diikuti khilafah dari Provinsi Papua Barat.(Ed/ Papua).
Caption Foto : Pelaksanaan Muhtamar II,Majelis Muslim Papua di GOR Waringin Kotaraja.