JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi Energi Sumber Daya Mineral, Perindustrian dan Lingkungan Hidup (LH). Dr H Mulyanto geram mendengar pasokan gas oksigen sektor kesehatan masih terhambat.
Padahal menurut pihak produsen termasuk Menteri Parawisata, Ekonomi Kreatif (Ekraf), Salahudin Sandiaga Uno kapasitas produksi gas oksigen dalam negeri masih memadai.
Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus mampu membaca situasi bahwa kelangkaan ini bukan karena ada hambatan di sektor produksi. Secara produksi kita aman. Masalahnya justru ada di sektor distribusi.
“Di sektor distribusi banyak celah yang bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengambil keuntungan di tengah situasi darurat seperti sekarang. Untuk itu saya mendesak Pemerintah menindak tegas siapapun yang coba membuat kacau suasana,” kata Mulyanto dalam keterangan pers yang diterima awak media, Senin (19/7).
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI bidang Industri dan Pembangunan itu meminta Pemerintah seksama memeriksa neraca gas oksigen domestik ini. Jangan grasa-grusu dan sekedar didikte oleh mafia impor.
“Pemerintah harus berani menindak tegas oknum tak bertanggungjawab yang menimbun tabung gas oksigen itu sehingga distribusinya macet.
Oknum ini harus diberi hukuman berat agar jera. Sebab perbuatan mereka dampaknya sangat fatal. Terutama pasien Covid-19. Mereka sungguh tak berperikemanusiaan,” kata Mulyanto.
Wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten ini menambahkan, pihaknya bukan anti impor. Namun, secara psikologis negara jangan sampai mudah dimainkan mafia impor yang mau mengambil kesempatan di tengah kesempitan.
Di tengah ruang fiskal yang terbatas, kata Mulyanto, Pemerintah jangan memboroskan devisa Negara untuk impor. Opsi impor itu adalah pilihan paling akhir dari yang akhir.
Selanjutnya, juga diminta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) harus bekerja keras memberdayakan industri dalam negeri melalui optimalisasi kapasitas terpasang dan menambah kapasitas baru produsen gas oksigen.
Selain itu, bahan baku gas oksigen, yakni liquid oxygen perlu diawasi distribusinya, sehingga benar-benar dialokasikan untuk produsen tabung gas oksigen medis.
“Kalau distribusi liquid oxygen ini masih secara bisnis as usual dialokasikan untuk sektor industri, sudah barang tentu janji Pemerintah mengalihkan gas oksigen dari sektor industri ke medis tidak akan terwujud,” kata Mulyanto.
Untuk diketahui, Pemerintahan Jokowi bekerja sama dengan industri untuk mengamankan pasokan oksigen medis di tengah lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri, Jumat (16/7). Beberapa perusahaan yang diajak kerja sama seperti, PT Aneka Gas Industri Tbk dan PT Samator. Jokowi menyebut dua perusahaan itu menambah produksi untuk stok oksigen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP) menyatakan, 10.000 oksigen konsentrator impor datang dalam 3-4 hari ke depan.
Kedatangan alat ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk perawatan pasien Covid-19. Secara total, pemerintah memesan 50 ribu oksigen konsentrator impor. LBP mengklaim permasalahan pasokan oksigen yang sempat langka dalam beberapa hari terakhir mulai membaik.
(akhir)