PASURUAN, Beritalima.com |
Anggota DPRD provinsi Jatim Muzammil Safi’i SH MSi menyebutkan bahwa pemerintah mestinya memberikan perhatian dengan meningkatkan kesejahteraan para guru NU dan memberikan reward bagi para guru yang berprestasi. Hal tersebut perlu dilakukan, agar para guru bisa berinovasi, berkreasi dengan merubah paradigma kesederhanaan tradisional yang turun temurun dalam mengajar.
Mantan wakil bupati Pasuruan dua periode ini menjelaskan pendapatnya tersebut, saat pihaknya menjadi narasumber dalam gelaran peringatan Hari Guru dengan menyelenggarakan Bimtek Literasi bersama Persatuan Guru Nahdlatul Ulama ( Pergunu) Cabang Bangil, Pasuruan. Acara Bimtek ini sendiri berlangsung di Hotel Padepokan Cahaya Trawas, yang diikuti oleh lebih dari 100 orang, yang terdiri dari para Pengurus Pergunu tingkat Kecamatan dan guru Madrasah.
Ketua fraksi NasDem DPRD provinsi Jatim ini membahas tentang Problematika Literasi Guru dilingkungan NU, dengan mengupas kelemahan-kelemahan Literasi di lingkungan Guru-guru NU.
“Di NU lekat dengan budaya orang bicara dan mendengar, belum pada budaya membaca dan menulis. Masih senang dengan ditepuk tangani karena keahliannya berbicara. Masih rendahnya kesejahteraan guru NU sehingga tidak mampu membeli bacaan yang berkualitas. Disamping itu, fasilitas di lingkungan pendidikan NU yang masih jauh dari cukup memadahi,” terang Anggota komisi A ini
“Oleh karenanya perlu merubah paradigma dari mendengar ke membaca. Bukankah Quran dalam ayat pertamanya sudah memerintahkan untuk membaca. Merubah berbicara ke menulis dan itu sudah harus dilatihkan kepada anak didik di sekolah,” sambung Muzammil.
Muzammil menambahkan, guru sudah seharusnya mempunyai keinginan melakukan perubahan pada dirinya sendiri dengan meng-update kemampuan mereka,
karena dengan meningkatkan kemampuan pribadi dan ketrampilan mengajar akan membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan anak didiknya.
“Tapi tetap harus diberikan imbalan yang layak bagi kesejahteraannya dan juga diberikan reward bagi yang berhasil dan berprestasi,” pungkasnya.(Yul)