JOMBANG, beritalima.com – Mbah Karto penarik becak asal Desa Sukodadi, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang tak henti hentinya bersyukur dan bersenyum lebar lantaran akan berangkat ke tanah suci
“Insya Allah, tanggal 24 nanti saya berangkat. Semoga bisa menunaikan ibadah haji dan amal saya diterima Allah,” ujar Mbah Karto kepada awak media, Kamis (04/8).
Kendati memiliki penghasilan yang pas-pasan sebagai penarik becak, namun hal itu tak menyurutkan keinginannya untuk naik haji.
“Sejak dulu memang ingin pergi haji. Namun baru bisa berangkat sekarang. Karena uangnya baru cukup,” imbuhnya.
Perjalanannya menuju Baitullah ternyata tidak semudah calon jemaah haji (CJH) lainnya. Kakek berusia 65 tahun itu harus menabung selama puluhan tahun untuk bisa melihat megahnya ka’bah.
“Nabungnya sejak 20 tahun lalu. Setiap hari saya sisihkan, kadang Rp5 ribu, kadang Rp10 ribu, bahkan pernah hanya seribu rupiah. Tergantung dengan hasil yang didapat setiap harinya,” paparnya.
Mbah Karto lantas bertutur, niatnya untuk pergi ke rumah Allah itu tak mungkin terlaksana tanpa dukungan kuat dari sang istri. Selama ini, mbah Sawiti tak pernah mengeluh saat jatah kebutuhan dapurnya dipotong sang suami untuk kebutuhan berangkat haji.
“Mbah Sawiti tidak pernah protes. Bahkan malah saya diminta untuk terus menabung. Makan cukup seadanya, yang penting katanya beribadah,” ungkapnya.
Sepulangnya dari tanah suci nantinya, Mbah Karto berharap bisa menghentikan aktivitasnya sebagai tukang penarik becak. Ia akan membuka usaha kecil di rumah berdinding kayu ukuran 3X5 meter persegi itu.
“Harapannya kalau ada rejeki, nanti akan membuka toko kecil di rumah. Usia saya sudah terlalu tua untuk menarik becak lagi. Saya takut membahayakan penumpang kalau dipaksakan,” tandasnya.
(Okn/fad)