SURABAYA, beritalima.com | Lia Istifhama, menghadiri Rapat terbatas (Ratas) dan silahturrahmi di kediaman putri KH.Masykur Hasyim, di Wonocolo, Surabaya, Kamis (23/1) malam kemarin.
Putri mantan ketua GP Anshor Surabaya era 1980-an, KH Masykur Hasyim ini, demi menunjukkan eksistensi jaringan relawan, Lia membentuk Barisan pEenguaTan nENG Lia (Benteng Lia), di kediamannya.
Ning Lia juga menjelaskan aktivis millenial yang kental dengan darah mahdliyin ini apa tujuan dari benteng Lia.
“Untuk konsep timses, saya cenderung menyukai istilah Barisan pENguaTan nENG Lia (benteng Lia). Secara teknis, benteng Lia ini sama halnya dengan timses yang umumnya dibentuk oleh para kandidat. Sengaja saya baru membentuk sekarang karena saya ingin berproses yang cukup bersama relawan. Bertaaruf lebih dalam dengan mereka. Itu kenapa tidak ujug-ujug dari dulu menyusun timses. Saya kira sekarang sudah tepat. Yaitu waktu dimana teman teman telah mendeklarasi dukungan di hotel Quds Desember lalu. Bagi saya, proses politik yang paling penting ya ini. Yaitu bersama sahabat relawan yang militan. Saya kira kurang menarik jika politik mengabaikan kekuatan jaringan relawan yang memiliki ketulusan,” kata Ning Lia.
Menurutnya lagi, salah satu poin utama keberhasilan suatu proses ada pada jaringan relawan yang militan.
“Karena ini sudah Januari, otomatis sudah mendesak untuk membentuk struktur tim. Itu kenapa saya membentuknya sekarang. Harapan saya, benteng Lia ini merupakan pengejawantahan jaringan relawan secara keseluruhan,” tandasnya.
Lia juga menjelaskan siapa saja yang masuk dalam struktur benteng Lia tersebut. Ia ingin kombinasi yang pas dan sesuai kearifan lokal Surabaya. Yaitu Surabaya yang memang kental dengan nuansa hijau, sekalipun memang kemajemukan warna juga kental di Kota Surabaya.
“Jadi kombinasinya, yaitu nasionalis dan religius. Nasionalis adalah teman-teman relawan yang notabene jalur abangan dan rata-rata eks pendukung pak Jokowi. Seperti pak Darmanto, Mbak Megawati yang merupakan ketua forum difabel, dan sebagainya. Untuk Religius, yaitu Cak Yusuf Hidayat. Beliau ini kader asli nahdliyin, memiliki jaringan bagus di partai juga. Antara lain PPP dan Nasdem. Selain millenial, cak Yusuf ini berdarah Surabaya campur Madura, yaitu Gus Yusuf Hidayat,” tuturnya.
Lia juga berharap, selain di samping mereka ada begitu banyak relawan hebat, bisa merangkul semua kalangan, lintas partai, lintas agama.
“Yang jelas, bagaimana agar benteng Lia ini memiliki peran aktif bahkan bisa memiliki salah satu bagian penentu pasangan figur yang akan didapuk memimpin Surabaya selepas Pilwali 2020 ini,” harapnya.
Sementara itu, Sudarmanto, ketua relawan Surabaya Ceria, menjelaskan bahwa Ning Lia yang ia jagokan, merupakan sosok yang bisa diterima semua kalangan.
“Ning Lia ini bisa dikatakan sudah kompleks. Yaitu Bangjo. Dia merupakan sosok aktivis NU, keluarga NU, tapi massanya banyak yang dari abangan. Jadi ini alasan kenapa kami sebut ia diterima semua kalangan,” terang Sudarmanto. (Red).