TRENGGALEK, beritalima.com| Selama gelaran Operasi (Ops) Ketupat Semeru 2019, jajaran Polres Trenggalek mencatat adanya penurunan kasus dibanding tahun 2018 khususnya diwilayah hukumnya. Agenda pemeliharaan keamanan, keselamatan dan ketertiban masyarakat (harkamseltibmas) yang dijadwalkan selama 13 hari mulai tanggal 29 Mei sampai 10 Juni 2019 tersebut secara keseluruhan dinilai telah berjalan baik.
Ada penurunan signifikan secara kwalitas dan kwantitas dibanding tahun 2018 lalu utamanya angka pelanggaran lantas yang berpotensi kecelakaan lalulintas (laka lantas).
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo melalui Kasatlantas, AKP Suprihanto yang mengatakan bahwa paramater penurunan dapat dilihat pada grafik penindakan dari bukti pelanggaran (tilang).
” Dibanding tahun 2018 lalu, mengalami penurunan sebanyak 53 % dari 32 perkara turun menjadi 15 pelanggaran,” ungkap Kasatlantas pada beritalima.com, Selasa (11/6/2019).
Dikatakan AKP Suprihanto, teguran simpatik mengalami peningkatan sebanyak 4 % atau naik 11 pelanggar dari 274 menjadi 285 pelanggar. Sedangkan untuk pelanggaran sendiri, didominasi oleh kendaraan roda 2 dengan jenis pelanggaran pengemudi kendaraan bermotor (ranmor) yang masih di bawah umur.
“Dominasi pelanggaran lebih di ranmor roda dua, dengan pengemudi yang dibawah umur,” imbuhnya.
Sedangkan untuk jumlah kejadian menonjol selama Ops Ketupat Semeru 2019 apabila dibanding dengan kejadian menonjol selama Ops Ketupat Semeru 2018 tidak mengalami perubahan. Menurut perwira polisi tiga balok kuning dipundak ini menyebut, beberapa permasalahan yang terjadi selama dalam pelaksanaan Ops Ketupat telah dikelola dan diatasi dengan baik oleh personel, salah satunya dalam mengatasi kepadatan arus lalu lintas.
“Oleh Bapak Kapolres semua potensi telah dianalisa dan dikelola dengan baik, sehingga personel bisa melaksanakan tugas tanpa banyak kendala,” ujar mantan Kasatlantas Lamongan itu.
Pada sisi jumlah pemudik dan balik yang menggunakan armada bus, selama Ops Ketupat Semeru 2019 dibanding Ops Ketupat tahun sebelumnya mengalami peningkatan. Jumlah pemudik yang menggunakan armada bus mengalami peningkatan sebanyak 8,9 % dari 15.334 orang naik menjadi 16.714 orang, dan Jumlah arus balik yang menggunakan armada bus juga mengalami peningkatan sebanyak 9,6 % dari 20.748 orang naik menjadi 22.758 orang.
” Tahun ini pemudik dengan menggunakan Bus meningkat di banding tahun lalu,” jelasnya.
Namun, jumlah pengunjung di enam titik tujuan wisata yang ada di wilayah Trenggalek secara kuantitas mengalami penurunan sebesar 43,6 % atau 31.545 orang.
“Penurunan pengunjung di tempat wisata kemungkinan karena banyaknya tempat-tempat wisata baru yang di buka di wilayah lain sehingga tidak terpusat di wilayah Trenggalek,” kata Kasatlantas.
Secara keseluruhan, menurut evaluasi yang telah disampaikan bahwa pelaksanaan Ops Ketupat Semeru 2019 secara umum untuk situasi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaraan lalulintas (kamseltibcar lantas) di wilayah hukum Polres Trenggalek cukup kondusif, tidak ditemukan kejadian ataupun kasus menonjol. Untuk itu, Suprihanto mewakili Polres Trenggalek menyampaikan ucapan terima kasih kepada personel dan stake holder yang terlibat baik secara langsung maupun tidak atas rangkaian pelaksanaan Operasi Ketupat 2019.
“Saya mewakili pimpinan, berterima kasih kepada semua pihak atas rangkaian pelaksanaan Operasi Ketupat 2019 yang telah berjalan dengan baik dan lancar,” pungkas Suprihanto. [her]