Pakde Karwo Raih Penghargaan Tanam Pohon dari Presiden

  • Whatsapp

TUBAN, beritalima.com – Kepedulian Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo terhadap kelestarian dan pembangunan lingkungan hidup, khususnya dalam kegiatan penanaman pohon yang berkesinambungan kembali mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Pakde Karwo, sapaan akrabnya berhasil menyabet penghargaan Penanaman Pohon dari Presiden RI Jokowi.

Penghargaan berupa piala berbentuk daun dengan warna keemasan itu diserahkan langsung oleh Presiden pada saat Perigatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2016 di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Senin (28/11).
Selain Pakde Karwo, penerima penghargaan serupa adalah Plt. Gubernur Aceh, Gubernur Sulawesi Utara, Bupati Cilacap, Bupati Kuningan, Bupati Lampung Timur, Walikota Cimahi, Walikota Metro Prov. Lamppung, serta Walikota Balikpapan.
Diterimanya penghargaan tersebut seakan melengkapi serangkaian penghargaan di bidang lingkungan hidup yang telah diperoleh Pakde Karwo. Pada Juli lalu, orang nomor satu di Jatim itu berhasil menyabet peringkat pertama nasional penghargaan Lingkungan Hidup Nirwasita Tantra Award 2016. Sebelumnya pada tahun 2010-2012, Jatim menjadi juara nasional penanaman 1 milyar pohon dan pada 2015 juga meraih penghargaan sebagai Juara Umum Lomba Wana Lestari.
“Ini berkat semangat masyarakat Jatim yang sangat luar biasa untuk menanam pohon. Kami juga sangat serius dalam program penanaman dan pemeliharaan pohon. Kami telah menerbitkan Perda 12 Tahun 2007 tentang Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis serta Pergub Nomor 5 Tahun 2008 tentang Gerakan Menanam Dan Memelihara Pohon di Jawa Timur untuk Penyelamatan Bumi” katanya.
Ditambahkan, keseriusannya dalam memelihara dan menanam pohon karena Jatim memiliki Sumber Daya Alam (SDA) berupa kawasan hutan yang sangat luas. Ada kawasan hutan negara seluas 1.361.146 ha atau 28,38% dari luas daratan Jatim. Sedangkan kawasan hutan rakyat seluas 743.933 ha atau 15,51% dari luas daratan Jatim. Bila dijumlah, tutupan lahan hutan seluruh Jatim seluas 43,89 % dari luas daratanya.
“Tak hanya itu, kegiatan penanaman pohon yang dilaksanakan serentak di lahan milik rakyat berdampak positif pada kebutuhan industri. Sebanyak 906 industri atau 98,13% bahan baku berasal dari produksi hutan rakyat. Inilah manfaat yang kami dapatkan selain bertambahnya sumber mata air di Jatim” katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo mengatakan, urusan kelestarian alam adalah untuk generasi penerus bangsa, para anak dan cucu kita. “Ketika kita menanam pohon, maka kita juga menanamkan harapan untuk kehidupan yang lebih hijau, sehat, dan baik di masa mendatang. Itu intinya” ujarnya.
Jokowi, sapaan akrabnya mengingatkan bahwa sudah banyak contoh peristiwa bencana alam yang terjadi akibat kelalaian manusia dalam merawat lingkungan. “Seperti bencana banjir di Bandung dan Garut beberapa waktu lalu. Itu bisa terjadi karena di bagian hulu, di Gunung Papandayan dan perbukitan sudah beralih fungsi. Dari hutan menjadi permukiman, jadi pertambangan, dan jadi industri. Karena itu, kita harus rawat dan jaga baik-baik lingkungan” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan, salah satu program prioritas dan komitmen KLHK adalah menghadirkan negara melalui pengelolaan hutan rakyat yang mensejahterakan, sekaligus menjaga tutupan lahan yang merupakan tujuan dari Perhutanan Sosial.
Terpilihnya lokasi Tasikharjo sebagai puncak peringatan HMPI dan BMN karena Masyarakat Tasikharjo merupakan masyarakat petani dan peternak yang memiliki kesadaran yang tinggi untuk meningkatkan taraf hidup secara bersama. Hal itu terbukti dari besarnya animo masyarakat Tasikharjo pada koperasi.
“Hampir seluruh warga di kawasan ini, menurut dia, melakukan simpan pinjam di koperasi. Besar harapan peran serta masyarakat dalam peningkatan ekonomi di kawasan ini menjadikan wilayah ini benar-benar menjadi tempat pelaksanaan HMPI dan BMN tahun 2016 ini” katanya.
Puncak HMPI dan BMN pada kesempatan itu terasa lebih istimewa karena dilaksanakan pemecahan rekor penanaman 283.000 bibit pohon secara serentak dalam waktu satu jam oleh 10.000 orang yang dipimpin oleh Presiden Jokowi beserta istri, Iriana Jokowi, Pakde Karwo dan seluruh anggota Koperasi Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh). Rekor itu secara resmi dicatat secara oleh pihak Museum Rekor Dunia alias Guiness Book of Record .
Penganugerahan dan Pencatatan Rekor Dunia “Penanaman Pohon Serentak” itu dillakukan oleh Adjudicator for Guiness Book of Record, Mr. Dangarikar Swapnil Mahesh kepada Ketua Koprabuh (Koperasi Anugerah Bumi Hijau).

Jokowi dan Pakde Karwo Cek Realisasi Dana Desa
Usai mengikuti acara tanam pohon, Presiden Jokowi didampingi Pakde Karwo meninjau realisasi penggunaan dana desa yang diperuntukkan bagi pembangunan fisik di Desa Sumurgeneng Kab. Tuban. Presidean berdialog langsung dengan lurah setempat terkait realisasi penggunaan dana desa berupa pembangunan fisik dan non fisik.
Di desa Sumurgeneng, Jokowi meninjau proyek pembangunan saluran air/drainase dengan jumlah dana pembangunan fisik Rp. 55 juta dengan volume panjang 232 m. Pembangunan ini, dimulai pada tanggal 21 Oktober n diperkirakan selesai 15 Desember 2016.
Jokowi mengatakan, bahwa tujuannya turun langsung memantau penggunaan dana desa yakni ingin memastikan apakah dana desa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat di desa. Tak hanya itu, dana desa yang diterima masyarakat desa harus dipergunakan dan dimanfaatkan untuk pengembangan daerahnya.
Penggunaan dana desa ini memberikan efek bagi perekonomin di desa hingga perkotaan. Dana desa ini, memberikan perputaran ekonomi yang luar biasa. Penggunaan dana desa ini akan memberi manfaat dalam memajukan daerah melalui pengelolaan anggaran keuangan dana desa secara baik dan tepat sasaran.
“Hari ini kita cek, penggunaan dana desa yang ternyata memberi manfaat dalam memperbaiki infrastruktur di desa. Perbaikan dana desa meskipun penggunaanya kecil, namun telah memberi manfaat besar. Selain itu, perputaran uang yang ada di desa bagus segala bagi kegiatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat desa,” ungkapnya.
Presiden meyakini, bedasarkan data dari BPKP penggunaan dana desa sekitar 85 persen sudah tepat sasaran. Artinya, penggunaan dana desa telah memberikan manfaat yang nyata. Ke depan, penggunaan dana desa akan ditambah agar semua pembangunan bisa merata dengan baik.

(**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *