Jombang | beritalima.com – Pembangunan jalan nasional di Jalan Raya Peterongan Kabupaten Jombang cepat rusak karena dalam pengecoran tanpa rangka besi dengan ketebalan 30cm padahal jalan itu kerap dilintasi kendaraan bertonase besar.
Sekarang ini sepertinya dikebut, pasalnya setelah jalan hotmix dihancurkan, bongkahannya dengan secepatnya dibawah oleh truk untuk dibuang kepada siapa saja yang menginginkan.
Hal itu dibenarkan Ipung salah satu pengawas proyek pembangunan jalan bahwa bongkahan coran bekas hotmix dibuang ke desa desa. Namun Ipung tidak mau menjelaskan secara detail totalnya ada berapa warga desa dari desa yang berbeda menginginkan bongkahan bekas coran hotmix jalan raya kewenangan nasional.
Piha desa pun terutama dari salah satu aparat desa yang dimintai keterangannya tidak bisa menjelaskan kendati dibuang secara cuma – cuma namun kata salah satu aparatue desa tidak memungkiri biaya angkut dari mulai tempat bongkahan sampai ke lokasi pembuangan.
Pembangunan jalan nasional itu juga sempat dipertanyakan oleh salah satu anggota DPRD Kabupatwn Jombang, salah satunya menilai kualitas buruk jalan nasional bahkan menuding pembangunan jalan nasional itu tidak sesuai spesifikasi.
Belum lagi dilontarkan warga sekitar ketika melihat pembongkaran jalan nasional itu tidak ada besinya hingga pengawas di lapangan mensiasati omongan warga bahwa pembangunan jalan nasional memiliki banyak metoda pembangunan jalan nasional.
“Memang pembangunan jalan raya ini memiliki banyak metoda, tapi saya sendiri kurang faham, sebaiknya tanya langsung konsultannya,” tuturnya.
Hingga berita diturunkan, pengawas di lapangan tidak berkenan memberi info yang valid kepada siapa, yang pada gilirannya wartawan media online ini menemukan sendiri bernama Rahmad, salah satu Humas dari PT Brantas yang ditunjuk sebagai konsultan proyek pembangunan jalan nasional.
Rahmad pun tidak bersedia ditemui untuk dimintai keterangan mengenai proyek pembangunan jalan yang dibiayai oleh APBN senilai puluhan miliar. Hingga wartawan kecele gagal menemui salah satu humas dari PT Brantas untuk menjelaskan persoalan non teknis.
Namun yang perlu ditelusuri terhadap pembangunan proyek jalan raya nasional itu, terkesan mencari sampingan. Pasalnya bongkahan bekas hotmix diangkut menggunakan dumptruk dan menggunakan ekskavator untuk menaikan bongkahan ke atas dumptruk belum dijelaskan oleh pihak berwenangan apakah gratis atau mencari tambahan rizki.
Jurnalis : Dedy