JAKARTA, Beritalima.com– Pemerintah dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus berjuang semaksimal mungkin dan fokus menangani wabah pandemi virus Corona (Covid-19) sehingga segera hilang dari Indonesia.
Soalnya, jelas politisi senior Partai Demokrat yang juga Wakil Ketua MPR RI, Dr H Sjarifuddin Hasan dalam diskusi Empat Pilar MPR yang digelar secara tatap muka dan virtual di Press Room Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/11) petang, jutaan rakyat kecil dan lemah paling terdampak pandemi, semakin terpuruk jika angka penyebaran virus masih terus merangkak naik.
Salah satu yang utama harus dikerjakan Pemerintah dalam meminimalisir penyebaran virus Covid-19 adalah dengan cara mempercepat penyebaran vaksin kepada rakyat. “Angin sejuk sempat ada saat tersirat kabar vaksin akan siap akhir tahun ini, maksimal Januari 2021. Namun, kabar terakhir ternyata vaksin akan siap lewat Januari tahun depan,” kata dia.
Selain wakil rakyat dari Dapil Jawa Barat ini juga tampil sebagai pembicara dalam kegiatan yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen dengan Biro Humas dan Pemberitaan MPR RI itu anggota MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Hj Intan Fauzi dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr Daeng Mohammad Faqih.
Lebih jauh, Pimpinan MPR RI 2019-2024 dmengatakan, Pemerintahan Jokowi mesti melakukan upaya-upaya lebih keras lagi, agar kendala yang membuat vaksin terhambat bisa teratasi. Hal yang perlu mendapat perhatian dari Jokowi, rakyat mudah mendapatkan vaksin. Kalaupun ada biaya, saya harap bisa dijangkau rakyat kecil atau sekalian digratiskan.
“Bahkan akan lebih baik vaksin tersebut produksi dalam negeri. Selain membangkitkan rasa nasionalisme, juga akan menjadi kebanggaan jika vaksin kita itu digunakan negara-negara lain,” ungkap laki-laki kelahiran Palopo, Sulawesi Selatan, 17 Juni 1949 tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, anggota MPR RI dari Dapil VI Provinsi Jawa Barat, Intan Fauzi mengatakan percepatan pengadaan vaksin memang menjadi harapan besar rakyat. Sebab, rakyat sudah sangat tidak berdaya saat ini, di tengah serbuan virus roda perekonomian terganggu. “Rakyat butuh sehat kembali untuk menjalankan kehidupannya secara normal,” tambah dia.
Namun, lanjut Intan, rakyat mesti banyak bersabar karena perkembangan vaksin saat ini seperti Moderna, Sinovac, Pfizer dan BioNTech masih dalam tahap uji klinis fase ketiga. Artinya, pembuatan vaksin belum selesai masih ada beberapa tahapan yang harus dilewati.
Kompleksnya tahapan-tahapan pembuatan vaksin sampai disebarkan dan digunakan masyarakat luas mesti dipahami publik. Di antaranya, begitu vaksin tersedia, maka koordinasi dan sinergi dengan pihak-pihak yang berkompeten antara lain dalam penyiapan jalur distribusi, pengamanan, logistik dan teknis vaksinasi massalnya sangatlah penting.
“Bisa dibayangkan Indonesia yang begitu luas, pasti memerlukan sarana transportasi yang memadai dan sesuai dengan kondisi alam daerah yang dituju. Belum lagi penyediaan tenaga-tenaga medisnya. Hal tersebut mesti diperhatikan secara serius agar upaya besar pemerintah dalam melakukan vaksinasi untuk meminimalisir bahkan memutus penyebaran pandemi menjadi lancar dan sesuai target.”
Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi Kesehatan dan Tenaga Kerja ini setuju dengan harapan koleganya dari Partai Demokrat, vaksin diberikan gratis untuk rakyat atau dilakukan subsidi silang.
“Saya juga setuju kedepankan vaksin produksi dalam negeri atau vaksin merah putih, namun kenyataannya memang tidak semudah yang dikira. Kondisi saat ini vaksin nasional itu masih dalam uji klinis fase pertama. Jadi perjalanannya masih panjang. Prediksinya, baru pada akhir tahun 2021 tersedia,” terang perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 15 Desember 1968 tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Daeng Faqih mengatakan, vaksinasi adalah upaya tepat dalam membentengi diri dari serbuan virus Corona. Ujungnya adalah hilangnya pandemi secara keseluruhan. Vaksin menjadi harapan kuat, karena hadir melalui berbagai proses uji klinis yang sangat ketat dan pengedarannya sudah melalui uji di Badan POM.
“Hal ini penting disosialisasikan di tengah-tengah ramainya info-info yang tak bisa dipertanggung jawabkan seputar obat Covid-19. Saya mengajak masyarakat untuk bijak dalam mencernanya terutama di media sosial,” kata dia.
Intinya, lanjut Daeng, pandemi ini menyadarkan bangsa Indonesia bahwa kesehatan adalah anugerah yang harus dijaga. “Untuk itu, seraya menunggu vaksin beredar, mari kita jaga diri dan keluarga. Patuhi protokol kesehatan, selalu hidup bersih dan sehat serta jangan lupa berdoa untuk keselamatan semua,” demikian Dr Daeng Mohammad Faqih. (akhir)