JAKARTA beritaima.com — Kekalahan Prabowo-Sandi sudah makin dekat. Tinggal menunggu waktu, Rabu, 17 April 2019. Relawan The President Center menilai sudah banyak indikator kekalahan Prabowo-Sandi dibanding pasangan Jokowi-KH. Ma’ruf Amin.
“Banyak sudah indikator yang menunjukkan semakin mendekati Pemilu Presiden, Rabu,17 April 2019, elektabilitas Prabowo-Sandi tidak mungkin mampu mengejar elektabilitas Jokowi-Amin dengan perbedaan 11-20 persen,” tutur Ketua Harian The Presidium President Center, Qohari Kholil kepada media di Jakarta.
Beberapa indikator kekalahan Prabowo-Sandi yang direkam oleh Relawan The President Center antara lain, bahwa mayoritas masyarakat dari berbagai daerah di akar rumput menilai puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK. Hampir 72,9 persen masyarakat puas.
Indikator lainnya, lanjut Sekretaris Dewan Penasehat PP GP. Ansor itu banyak partai pendukung koalisi Prabowo-Sandi telah menyebrang mendukung pasangan Jokowi-Amin. Mulai partai Demokrat, PAN dan PKS yang merasa Prabowo tidak lagi laku dijual. Sehingga kemudian lebih memilih konsentrasi pada Pileg.
Disebutkan menjelang Pilpres 2019 makin banyak kader-kader dari partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi nyebrang dukung Jokowi-Amin. Tidak hanya itu, Gubernur dan Bupati dari kader partai koalisi Prabowo-Sandi justru mendukung Jokowi-Amin, seperti di Papua, Riau, Bogor, dll.
“Ini menjadi angin segar bagi Paslon #01 Jokowi-Amin di seluruh Indonesia. Dengan kondisi ini yang All Out mendukung Prabowo-Sandi hanya Partai Gerindra, HTI dan FPI. Elit politik partai koalisi pendukung secara politis dukung Prabowo-Sandi, namun realitas di akar rumput banyak yang dukung Jokowi-Amin,” tegas pria yang juga kader NU itu.
Lebih lanjut dikatakan indikator lainnya adalah masalah agama. Selama ini dikesankan melalui penyebaran berita bohong (Hoax) dan fitnah, bahwa Jokowi anti Islam. Jokowi adalah PKI. Jika Jokowi-Amin terpilih menjadi Presiden 2019-2024 adzan akan dilarang, akan melegalkan perkawinan sejenis, kebebasan sek hingga kementerian agama dihapuskan.
Nah, dengan adanya KH. Ma’ruf Amin sebagai Cawapres, fitnah dan penyebaran berita bohong (Hoax) itu pelan-pelan dapat diluruskan. Awalnya masyarakat muslim, terutama di pedesaan, ikut terpengaruh, lebih-lebih Prabowo-Sandi merupakan Capres Ijtima Ulama. Namun semakin hari, umat Islam makin paham. Mereka tentu lebih percaya kepada KH. Ma’ruf Amin, karena derajat ke-Islamannya tidak perlu diragukan. Beliau juga Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia).
“Puncaknya bisa kita lihat masyarakat makin tau hasil Ijtima Ulama, ko merekomendasikan yang tidak bisa jadi imam sholat menjadi Capres di negara yang mayoritasnya berpenduduk muslim. Jejak ke Islaman Prabowo-Sandi pun dalam kesehariannya, jauh dari harapan. Artinya masyarakat muslim makin sadar Prabowo-Sandi bukan pilihan yang tepat,” tegas Qohari
Indikator yang paling kini, lanjut Qohari adalah hasil-hasil survei. Hingga 25 Maret 2019, hampir semua lembaga survei memberikan data elektabilitas Pasangan #01 Jokowi-Amin selalu diatas Capres Prabowo-Sandi. Selisihnya bisa mencapai 11-20 persen—- (CSIS,51,4% : 33,1%. Sementara lembaga survei lain hasilnya sekitar 56%). Yang menyebutkan bahwa hasil survei Prabowo-Sandi menang hanya “survei internal” mereka yang tidak pernah dilakukan terbuka serta seperti apa metode survei.
“Dengan waktu tinggal 17 hari menjelang pelaksanaan Pilpres, Rabu, 17 April 2019, rasanya secara logika sangat sulit Prabowo-Sandi mengejar ketertinggalannya. Elektabilitas Paslon Jokowi-Amin akan terus bertambah. Kami relawan The President Center justru menargetkan Jokowi-Amin unggul 70% atau paling sedikit Jokowi-Amin bisa unggul dengan selisih 13%. Kami yakin Jokowi-Amin dapat memimpin Indonesia dua periode,” tegas Qohari optimis. (rr)