Ketua Dewan Senat Akademik Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Dr H.M, Tahir Kasnawi, SU menjadi salah seorang pemateri dalam dialog antar umat beragama untuk perdamaian dunia, di Aula Pura Giri Natha Tamalanrea, Rabu 27 April 2016. Masing-masing dari seluruh perwakilan agama hadir dan Mantan Dekan Fisip Unhas ini mewakili Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulsel.
Dialog untuk perdamaian dunia ini dilaksanakan kerjasama sebuah lembaga sosial internasional di Korea, yakni Heavenly Culture World Peace Restoration of Light (HWPL) dengan Forum Komunikasi Ummat Beragama (FKUB) Makassar. HWPL secara berkala melakukan dialog di 120 negara setiap bulannya, termasuk salah satunya yang dilaksanakan di Makassar.
Lembaga ini fokus untuk penghentian peperangan yang terjadi saat ini serta dapat menciptakan perdamaian dunia terutama konlik yang tejadi di Timur Tengah. Oleh karena itu lembaga ini memandang perlu dialog antar umat beragama. Sebab mereka yakini agama dalam kita sucinya masing-masing mengajarkan perdamaian, meskipun dengan bentuk ungkapan yang berbeda-beda.
Tahir Kasnawi mengatakan, Islam adalah agama Rahmatan Lilalamin. Agama yang mencintai perdamaian, ketentraman, kesejukan dan sangat benci dengan kekerasan. Agama ini mewakili orang-perorang. Jadi kalau ada oknum yang melakukan kesalahan atau kekerasan, itu karena orng tersebut tidak memahami agama Islam secara benar. “Inilah tugas tokoh-tokoh agama untuk memberikan pemahaman Islam dengan benar melalui ajaran yang termaktub dalam kita suci,”ujarnya.
Tuhan menurut Tahir, dialah yang menguasai dan yang menciptakan alam semesta ini. Semua yang ada dilangit dan dibumi ini adalah ciptaannya. Oleh karena itu Tuhan selalu hadir setiap saat dari setiap peristiwa yang terjadi pada hambanya. Oleh karena umat Islam dalam aktivitasnya selalu terkontrol karena merasa Tuhan sangat dekat dengannya dan mengawasinya segala aktivitas yang dilakukan.
Turut hadir menjadi nara sumber, Ketua Ikatan Cendekiawan Hindu Indonesia, Prof.Dr.Ngakan Putu Oka, Mrg. Jhon Liku Ada (Katolik), Erfan Sutono (Konghuchu), Bikhu Pannathara (Budha), Dr.Zakari Ngelow (Protestan), serta Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulsel, I.Nyoman Sumaryo serta Koordinator Penyelenggara dialog, I Wayan Suartha.