PROBOLINGGO, beritalima.com | Gebrakan posiitif mewarnai Dinas Pendidikan kabupaten Probolinggo, kadinas gencar lakukan program OASE (Ojek Anak Sekolah). Program tersebut bertujuan meringankan beban orangtua, bahkan memberikan penghasilan tambahan baginya, (29/06/2019).
Kepala dinas pendidikan kabupaten Probolinggo, Dewi Korina saat dikonfirmasi awak media mengatakan, bahwa dinas pendidikan kabupaten Probolinggo, dalam program OASEnya cukup bisa memberikan rasa nyaman dan aman bagi orangtua siswa dalam hal mengantar anak ke sekolah. “Untuk siswa atau murid yang lokasi tempat tinggal dipinggiran memang belum ada OASE, seperti di daerah Tiris, Krucil, Gending dan beberapa tempat lainnya. Serta kondisi ekonomi yang tidak mampu untuk kawasan kota sementara ini belum, perlu diketahui juga bahwa yang bisa mengantar siswa lewat OASE bisa orangtua siswa, paman, saudara serta tetangga”, ungkap Dewi Korina.
Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo menganggarkan untuk program OASE ini berkisar Rp.350.000 / bulan untuk 11 bulan, sedangkan yang 1 bulan merupakan libur sekolah. Untuk mekanisme, dana diberikan bagi sang pengantar dan pemberian dana tersebut disesuaikan dengan kehadiran siswanya. Disamping itu Kepala Dinas Pendidikan juga berharap PPDB tahun 2019/2020 yang dilaksanakan di berbagai sekolah bisa berjalan sukses. “Saya juga sangat berterimakasih atas kerjasama media, dalam hal ini sebagai mitra Dinas Pendidikan untuk memberikan informasi yang tepat, akurat, dan jelas, kemudian diinformasikan pada masyarakat kabupaten Probolinggo”, tambah Dewi Korina.
Fathur Selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo juga menyampaikan bahwa OASE yang ada sementara ini sekitar 400 siswa dan untuk tahun ini berkerja sama dengan Bank Jatim lewat CSRnya sekitar 100 siswa, sementara ini OASE masih untuk sekolah Negeri”, ujar Fathur.
Fathur juga menjelaskan, di samping program OASE ini, di dinas pendidikan kabupaten Probolinggo juga ada program lain seperti PERAHU GURU, artinya dinas pendidikan kabupaten Probolinggo akan memberikan pelayanan dengan menyewakan perahu untuk guru, agar bisa tepat waktu mengajar di pulau Gili Ketapang. Dengan alasan guru terlambat ke pulau Gili Ketapang karena mereka harus menunggu perahu penuh dulu baru bisa berangkat.
Disinggung tentang ZONASI, beliau sebenarnya ada semangat Zonasi. Diantaranya adanya pemerataan mutu pendidikan, bisa mengurangi tingkat kenakalan siswa serta pemerataan mutu guru. Memang program zonasi ada kekurangannya, seperti siswa yang nilai Akademis tinggi tetapi tidak bisa masuk sekolah yang diinginkan dan sebaliknya siswa yang nilainya pas-pasan bisa langsung masuk sekolah yang dituju. Harapannya zonasi perlu evaluasi karena pelaksanaannya masih baru.
Sekretaris dinas pendidikan berpesan pada awak media, bahwa jajaran dinas pendidikan kabupaten Probolinggo bisa berperan sebagai pelayan masyarakat dan mengabdi pada masyarakat kabupaten Probolinggo. Khususnya terkait di bidang pendidikan, untuk itu media akan menjadi mitra penyeimbang dalam menyampaikan informasi. (Jwo)