“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, beras hingga apel dan kentang,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Jumat (1/7/2016).
“Komoditas itu rata-rata naik akibat konsumsi warga, dan dibarengi dengan naiknya harga yang memicu inflasi,” ujarnya.
Tingginya tingkat konsumsi masyarakat juga diiringi kenaikan harga pada beberapa komoditas di sektor konsumsi, sehingga kelompok bahan makan mengalami kenaikan inflasi yang cukup tinggi.
“Sepanjang Juni 2016, kelompok bahan makanan mengalami kenaikan inflasi hingga 1,31 persen dibanding Mei 2016,” rinci Teguh.
Beberapa kelompok pengeluaran yang memilik andil besar atas naiknya inflasi, antara lain kelompok makanan jadi, minuman dan rokok yang mengalami inflasi hingga 1,06 persen jika dibandingkan Mei 2016.
Selain itu, sektor sandang juga mengalami kenaikan inflasi hingga 0,52 persen dibanding Mei 2016, karena pembelian busana yang makin marak jelang lebaran, dan kelompok kesehatan mengalami kenaikan 0,24 persen.
Sedangkan komoditas yang menghambat laju inflasi, antara lain bawang merah, tomat sayur, hingga cabai merah. “Komoditas ini mengalami deflasi, karena sedang dalam masa panen raya, sehingga terjadi penurunan harga,” terangnya.
Ditambahkan, deflasi juga terjadi pada komoditas semen, karena surplusnya produksi semen nasional, dan produksi yang besar tidak sebanding dengan demand, ditambah persaingan industri semen yang makin ketat. (Ganefo)