SUMENEP, beritalima.com|KH. Ali Fikri Warits melakukan pertemuan bersama santri dan simpatisan gerakan Santre’ Bini’ Asareng Kyae Fikri se Kecamatan Gapura di Pondok Pesantren Al-Marzuki Battangan, Gapura Timur, Gapura, Sumenep, Rabu (09/09).
Dalam pertemuan tersebut, pria yang mulai akrap dipanggil Mas Kiai Fikri itu menjelaskan ijtihad politik Alm. KH. A Warits Ilyas. Pertama, selama hidup, K Warist tidak pernah keluar dari keputusan PPP. Hal ini beliau ikuti ketika saat ini dipercaya oleh Partai PPP untuk mendampingi Fattah Jasin dalam pilkada Sumenep.
Kesediaan Kiai Fikri menjadi Calon Wakil Bupati mendampingi Fattah Jasin bukan hasil keinginan pribadi, tetapi bagian dari tugas partai yang memberikan rekom calon wakil bupati kepada dirinya.
“Dari awal saya sudah sampaikan, kalau bukan PPP yang merekom, saya tidak mau. Saya tidak mau dicalonkan hanya dianggap tokoh atau dinilai punya massa yang banyak,” jelas Kiai Fikri.
Kedua, Kiai Fikri menjelaskan dalam tradisi keluarganya, tidak pernah mengenal kata golput. Kiai Warits selalu mengajarkan untuk melakukan istikharah mencari calon pemimpin yang paling baik, bukan yang akan menang.
Dalam kesempatan itu, Kiai Fikri mengajak para santri untuk melawan politik sembako yang saat ini mulai marak diberbagai daerah. Politik dengan cara demikian akan menghancurkan nilai kesantrian dan menghambat perjuangan para kiai untuk mendapatkan pemimpin yang lebih baik.
“Mari bersama-sama jadikan momen pilkada ini menjadi sarana ibadah kepada Allah, agar tidak terpengaruh pada politik uang,” pungkasnya.
Diketahui, Gerakan sosial Santre’ Bine’ Asareng Kyae Fikri ini dikomando oleh Nyai Rahimah Zubairi, pengasuh Ponpes Al In’am, Banjar Timur, Gapura, Sumenep. Gerakan ini dibiayai oleh masyarakat dan alumni yang ingin mendapat barokah dengan berkhidmat pada perjuangan guru.
(***)