Oleh:
Rudi S Kamri
Belum pernah ada dukungan terhadap proses pemilihan Presiden Indonesia sefenomenal seperti saat Pilpres 2019. Dukungan masif kepada Jokowi didahului dengan pergerakan masif kelompok masyarakat yang terikat dalam simpul-simpul organisasi relawan yang sudah mulai bergerak pada awal 2018. Simpul-simpul masyarakat ini sering saya sebut sebagai organ relawan organik.
Namun sejarah pergerakan masyarakat Indonesia mencatat 12 Januari 2019 adalah awal dukungan kaum intelektual kepada Presiden Jokowi mulai dilakukan secara terbuka, terstruktur dan masif. Dukungan dari kaum intelektual kepada Jokowi ini awal mulanya dilakukan oleh Alumni Universitas Indonesia (UI) yang secara gegap gempita mengobarkan Deklarasi Alumni UI untuk Jokowi di Kawasan Gelora Senayan Jakarta. Sontak waktu itu Senayan Jakarta menjadi lautan kuning indah yang menggetarkan. Dan saat itu SEJARAH telah diukir.
Dukungan dari pada Alumni UI ini bukan saja merupakan fenomena dan sejarah baru tentang dukungan kaum intelektual pada perhelatan Pilpres di Indonesia, tapi juga telah menjadi PENANDA dan KUNCI PEMBUKA lahirnya dukungan dari alumni lain dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah dari seluruh Indonesia.
Pasca deklarasi Alumni UI untuk Jokowi yang dilakukan pada 12 Januari 2019, kemudian bagai air bah dukungan dari kaum intelektual mengalir banjir tidak terbendung lagi. Dukungan kaum intelektual kepada Jokowi ini bukan hanya dilakukan di dalam negeri tapi juga para alumni perguruan tinggi Indonesia yang ada di luar negeri.
Dan menurut saya dukungan dari alumni perguruan tinggi dan sekolah ini mempunyai kontribusi sangat besar bagi kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019. Karena setelah melakukan deklarasi, kelompok kaum intelektual ini langsung bergerak ke grassroot secara terstruktur, sistematik dan masif.
Saya mencatat ada beberapa keunggulan yang sangat menarik dari dukungan kaum intelektual ini: PERTAMA, Kelompok kaum intelektual ini lebih mandiri secara finansial dan tidak bergantung dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin karena pada dasarnya mereka adalah kaum mampu sehingga dengan mudah menggalang dana dari kalangan internal mereka sendiri untuk mendukung pergerakan mereka di lapangan.
KEDUA, Kelompok kaum intelektual ini mempunyai ‘public trust’ yang tinggi di masyarakat, sehingga narasi kampanye mereka mempunyai kadar kepercayaan yang sangat tinggi. KETIGA, dengan bekal ilmu dan intelektualitas yang mereka miliki, mereka mampu merancang strategi kampanye, melakukan pemetaan masyarakat serta merancang dan menyiapkan support sistem, sehingga pergerakan mereka ke masyarakat sangat sistematis dan efektif.
Kelompok kaum intelektual ini juga akan tercatat mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perhelatan fantastis “Memutihkan Gelora Bung Karno” pada event kampanye terakhir Jokowi 13 April 2019. Saat itu kawasan Senayan dan Jakarta menjadi lautan putih yang fenomenal dan akan tercatat dalam sejarah pergerakan masyarakat Indonesia atas kehendak sendiri tanpa rekayasa.
So, terimakasih perlu saya sampaikan kepada para Alumni UI untuk Jokowi. Gerakan dan deklarasi anda akan tercatat dengan tinta emas dalam sejarah perjalanan demokrasi di negeri ini.
Salut dan hormat untuk anda semua para tokoh Alumni UI yang menjadi inisiator Deklarasi Alumni UI untuk Jokowi. Anda semua adalah para pejuang demokrasi yang sebenarnya ?????
Salam SATU Indonesia
12012020
#MengenangSetahunDeklarasiAlumniUI