Rumah Adat Sumenep Madura: Wujud Akulturasi Budaya Madura China Belanda

  • Whatsapp
Rumah Peninggalan Jaman Dahulu, 100 meter kearah barat dari masjid Jamik Sumenep Pemilik asal P. Merto Subroto RP. Tirto Handoyo Broto RP. Bambang Sutikno Broto

Kota Sumenep merupakan satu-satunya kawasan di pulau Madura yang masih memiliki dan mempertahankan khasanah dan warisan arsitekturnya. Kawasan ini memiliki peninggalan berupa Kraton, rumah bangsawan dan rumah tradisional masyarakat Madura.

Rumah adat Sumenep bisa dimaknai sebagai wujud komunikasí dan akulturasi budaya Madura, Cina dan Belanda, yang kemudian disebut rumah tipe trompesan yaìtu rumah yang atapnya mirip dengan rumah Jawa tipe srotonganyang diberi cukit atau teritis dikedua sisinya. Tipe rumah tersebut dulu memang banyak terdapat di Pulau Madura, dan sekarang masih ada di Madura bagian barat seperti di Sampang dan Bangkalan. Model rumah ini juga terdapat di daerah Situbondo dan Bondowoso.

Bacaan Lainnya

Arsitektur tradisional yang melandasi rumah dan bangunan masyarakat Sumenep, merupakan heritage (peninggalan warisan budaya leluhur) dan masa lalu., baik bentuk, susunan atap, ornamen, bahan dinding dan kerangka rumah yang disesuaikan dengan iklim di pulau Madura yang cenderung panas. Dan pada umumnyarumah tradisional masyarakat Sumenep selalu menghadap ke arah selatan, karena konon nenek moyang dulu datang dari utara (Hindia belakang). Pada waktu itu penduduk wilayah pesisir selalu diserang oleh masyarakat pedalaman dan pegunungan yang lebih maju kehidupan budayanya dan kemudian meraka merantau dengan mengarungi laut menuju ke arah selatan dan berpencar di seluruhkepulauan Nusantara termasuk pulau Madura.

Dengan demikian mereka dalam membangun rumah selalu menghadap ke arah yang dituju dan membelakangi arah yang mereka datangi, karena menurutnya wilayah utara merupakan daerah ancaman yang harus dilupakan oleh para keturunannya

Hal ini merupakan suatu bukti antropologhi bahwa nenek moyang mereka berasal dari utara (Hindia belakang) dan Iari menuju ke arah selatan. “Selatan” bagi mereka merupakan suatu harapan masa depan yang lebih baik (Rifa’ie; 1993). Dan pihak lain, ada yang menganalisa bahwa arah selatan merupakan tempat Nyai Roro Kidul, yakni bersemayamnya tokoh legendaris yang cukup populer di Tanah Jawa, yang mempunyai keraton di laut selatan, sehingga mereka mengharap agar selalu mengingat Sang Penguasa Laut Selatan agar selalu mendapatkan berkah dalam menjalani kehidu pan akan Iebih sempuma (Wiryoprawiro; 1986).

Rumah adat Madura adah sebuah rumah yang digunakan dan dipakai secara turun temurun dengan mengedepankan kekeluargaan dan persaudaraan.

Maka tidaklah heran apabila kita berkunjung ke Madura akan menemukan pemukiman yang salaing berdekatan dan berdempetan.

Dari filosofi rumah adat Madura ini kita dapat belajar banyak hal, terutama tenang nilai nilai kebersamaan dan persaudaraan.

(**)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait