PROBOLINGGO, beritalima.com – Batik Dewi Rengganis Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan merupakan salah satu dari 3 pioner pengrajin batik tulis di Kabupaten Probolinggo yang memang tidak perlu diragukan lagi konsistensi dan eksistensinya dalam menginspirasi sesama insan batik di Kabupaten Probolinggo dalam berkarya.
Salah satu contoh karyanya yang inspiratif adalah batik tulis dengan motif Wijaya Kusuma yang kini mulai banyak diperbincangkan masyarakat. Pasalnya batik dengan narasi yang cukup sakral itu menjadi bahan utama busana anggun yang dikenakan sosok Putri Indonesia 2016 Kezia Warouw saat menghadiri Semarak Kemilau Batik Kabupaten Probolinggo 2017 beberapa hari yang lalu.
Hal itu tentu saja akan membuka lebih luas pandangan publik terhadap khasanah seni batik yang saat ini dimiliki oleh Kabupaten Probolinggo. Inilah yang dibutuhkan para pengrajin batik manapun. Dimana sebuah karya seni batik yang apik akan dihargai sebagaimana mestinya oleh penggunanya.
Empat tahun lamanya Pemerintah Kabupaten Probolinggo tidak kenal lelah membangun sinergitas bersama stakeholder demi menciptakan iklim usaha yang lebih baik bagi belasan pengrajin batik yang kini mulai tersebar di wilayah Kabupaten Probolinggo.
Ibarat anak yang kini mulai tumbuh dewasa dan mampu berdiri di kaki sendiri, maka sudah saatnya kini bagi mereka melangkah bersama untuk lebih maju dan lebih berani dalam menciptakan peluang.
Seperti halnya Hj. Rusyami, pemilik Batik Dewi Rengganis yang kini tengah bersiap melaunching “Rumah Batik” miliknya yang baru saja rampung dibangun selama kurun waktu 1 tahun. “Alhamdulillah pembangunannya telah rampung dan sudah terisi banyak kain batik hasil karya kami. Insya Allah Rumah Batik ini telah siap untuk diresmikan,” kata bu Rus, sapaan akrabnya.
Diungkapkan oleh Rusyami bahwa hal ini adalah salah satu impiannya sejak dirinya berkiprah dalam dunia batik. Dimana belum adanyanya tempat atau ruang yang memadai dan representatif untuk display batik lokal Kabupaten Probolinggo. “Seperti yang kita tahu, bahwa tiap konsumen yang akan membeli produk kita butuh tempat untuk memilih dulu secara leluasa dan nyaman,” jelas Rusyami.
Lebih lanjut ibu 3 orang anak ini mengemukakan bahwa Griya Batik ini begitu menjadi kebutuhan tersendiri, khususnya jika ada kunjungan turis mancanegara maupun tamu lainnya baik itu dari kedinasan maupun dari sesama pengrajin batik dari luar kota yang sifatnya untuk studi banding.
Rusyami mengaku sangat bersyukur atas segala bentuk perhatian dan kepedulian Bupati Probolinggo beserta seluruh jajarannya kepada pengrajin seni batik di Kabupaten Probolinggo selama ini. Menurutnya kini sudah saatnya para pengrajin batik yang sudah ada ini untuk berdiri sendiri dan tidak selalu bergantung kepada Pemerintah Kabupaten Probolinggo.
“Insya Allah hari Rabu, 11 Oktober 2017 saya akan melaunching Rumah Batik Dewi Rengganis ini yang akan diresmikan langsung oleh Bupati Probolinggo. Ini adalah salah satu langkah awal kami ke arah yang lebih baik, mandiri dan profesional,” imbuhnya.
Ke depan Batik Rengganis Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan ini juga akan fokus kepada produk batik untuk segmentasi menengah ke bawah. “Hal ini untuk menyikapi salah satu petunjuk Ibu Bupati agar kami juga harus mampu memproduksi batik tidak hanya kualitas premium saja, namun juga untuk skala bawah agar batik kami juga bisa dibeli oleh kalangan menengah ke bawah,” pungkasnya.(Puput/Aj)