JAKARTA, beritalima.com | Di halaman kantor DPP HKTI Menteng, Senin 28 Maret 2022 Ketua Umum DPP HKTI Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. beserta jajaran kepengurusan HKTI memanen ikan lele sistem bioflok disela giat kerjasama bantuan aplikasi pertanian dari Qatar dengan HKTI.
Kolam ikan lele dengan sistem bioflok tersebut merupakan inisiasi dari Perempuan Tani HKTI DKI Jakarta, dimana sebelumnya sudah sukses melakukan kegiatan serupa di beberapa wilayah di DKI Jakarta.
Diketahui perempuan tani HKTI DKI Jakarta saat ini fokus pada upaya meningkatkan kesadaran para perempuan di kota besar bahwa sumber pangan tidak hanya berasal dari tanaman yang ada di sawah maupun ladang saja, melainkan juga bisa disediakan sendiri di wilayah tempat tinggal diantaranya pemanfaatan pekarangan rumah.
Pemanfatan pekarangan dalam konteks ini tentunya pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga sehingga ketahanan pangan keluarga akan meningkat.
Menurut Rina Fitri , Ketua Perempuan Tani HKTI DKI Jakarta ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Ketahanan pangan pada dasarnya bicara soal ketersediaan pangan (food avaibilitas), stabilitas harga pangan (food price stability), dan keterjangkauan pangan (food accessibility).
“Untuk dapat memaksimalkan fungsi pekarangan ini, maka peran perempuan sebagai pengelola rumah tangga dan menjaga ketahanan pangan keluarga sangat diperlukan, saat ini kita giat mengedukasi para perempuan untuk memaksimalkan ruang terbatas di rumah untuk memproduksi bahan pangan,’ jelasnya usai pemanenen lele di di Kantor DPP HKTI.
Di kesempatan sama Sekretaris Jenderal DPP HKTI, Mayjend, TNI (Purn.) Bambang Budi Waluyo menekankan budidaya ikan yang dipakai adalah ikan lele dengan sistem Bioflok yang telah dilakukan sejak tahun lalu pada masa pandemi dan hasilnya ternyata memuaskan.
“Kami mengikuti petunjuk tentang pemahaman sistem bioflok ini dan ternyata tidak terlalu susah. Memang kita hanya harus disiplin dan teliti,” tandas Bambang Budi Waluyo, Senin (28/3/2022).
Lanjutnya, kegiatan budidaya lele di pekarangan rumah dapat juga menjadi salah satu alternatif dalam peningkatan pendapatan rumah tangga terutama saat situasi pandemi yang belum berakhir ini.
“Permintaan pasar terhadap ikan lele tergolong tinggi, baik untuk restaurant maupun industri rumahan sehingga usaha budidaya ikan lele dapat juga menjadi pilihan yang tepat untuk memulai usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga,” beber Sekjen DPP HKTI ini.
Ketua Umum DPP HKTI Moeldoko pun mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Perempuan Tani HKTI DKI Jakarta yang patut ditiru oleh seluruh DPD HKTI seluruh Indonesia dalam rangka mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan.
Kepala Staf Kepresidenan ini juga menyampaikan bahwa bioflok ini merupakan salah satu bentuk stimulus usaha untuk masyarakat dalam melakukan kegiatan usaha budidaya ikan.
Terbukti di halaman HKTI yang tidak terlalu luas ini budidaya lele bisa dilakukan, kualitas air juga dapat terjaga dengan baik, biaya kolam yang tidak terlalu mahal, dan penggunaan pakan yang lebih efisien.
“Budidaya ikan sistem bioflok ini mempunyai keunggulan karena ini ramah bagi pemula, tidak membutuhkan lahan yang luas. Saya berharap seluruh pengurus HKTI di seluruh Indonesia dapat menjadikan ini sebagai program kerja di wilayahnya masing-masing,” kata Moeldoko. (Edi)