Oleh :
DR.dr Robert Arjuna FEAS *
Pak Budi berbadan gemuk 107 Kg usia 65 th tiba badan lunglai jatuh ke lantai karena menderita sakit Sarcopenia otot lemas tak bertenaga.begitu Bu Aminah yang badan gedek tak punya tenaga karena otot lemas dan faktor tua
Sarcopenia atau sarkopenia merupakan suatu proses progresif dari kehilangan massa otot yang bersamaan dengan proses penuaan.
Definisi sarcopenia yang paling sering digunakan adalah yang dikemukakan oleh European Working Group on Sarcopenia in Older People (EWGSOP), yaitu suatu sindrom yang ditandai suatu kehilangan massa dan kekuatan otot secara progresif dan menyeluruh dengan dampak yang ditimbulkannya berupa disabilitas fisik, kualitas hidup yang buruk, dan kematian
Sedangkan konsensus di Asia, berdasarkan Asian Working Group of Sarcopenia (AWGS), mendefinisikan sarcopenia sebagai penurunan massa otot yang terkait dengan proses penuaan, yang penurunan kekuatan otot dan performa fisik
Kehilangan massa otot pada pasien sarcopenia diakibatkan oleh atrofi otot yang berjalan progresif, kehilangan serat otot tipe 2 dan neuron motorik, serta infiltrasi sel lemak. Proses kehilangan otot itu sendiri merupakan multifaktor yg bisa diakibatkan oleh
1. pengaruh gaya hidup,
2. Aktifasi jalur inflamasi
3. degenerasi sistem neuromuskular,
4. perubahan kadar dan sensitivitas hormon.
PENUNJANG DIAGNOSA
Diagnosis dini sarcopenia pada lansia sangat penting karena akan menentukan strategi tata laksana serta prognosis disabilitas pasien. Tiga komponen utama dalam diagnosis sarcopenia adalah
1. Pengukuran massa otot secara objektif
2. Pengukuran kekuatan otot,
3. Analisis performa fisik
Dua komponen terpenting dalam tata laksana sarcopenia adalah nutrisi dan latihan fisik. Nutrisi terutama menjaga kecukupan konsumsi protein dan bertujuan untuk mencegah kehilangan massa otot lebih lanjut, serta mendukung penambahan massa otot pada pasien yang diberikan latihan fisik. Sedangkan latihan fisik pada lansia bertujuan untuk menambah massa dan kekuatan otot, serta meningkatkan performa otot untuk menurunkan kejadian disabilitas.
Akibat dari Sarcopenia seringkali lebih berat pada orang yang lebih tua karena kekuatan dan fungsi yang menurun dapat berperan pada sejumlah gangguan kesehatan, seperti kehilangan fungsi, disabilitas, dan lemah (ringkih). Sarcopenia juga berkaitan dengan kondisi
1. penyakit akut dan kronis
2. Peningkatan resistensi insulin
3. kelelahan, jatuh dan kematian.
Pada kondisi penyakit kronis, Sarcopenia terutama berkaitan dengan kondisi rheumatologis, terutama rheumatoid artritis pada wanita.
Dalam Current Opinion Rheumatology disebutkan bahwa Sarcopenia disebabkan oleh banyak faktor (multifaktorial) seperti
1. pengaruh lingkungan,
2. Adanya penyakit lain sebagai pemicu
3. Inflamasi
4. perubahan hormonal
5. Pengaruh usia terhadap perubahan molekuler
PENGOBATAN
Penanganan utama dari Sarcopenia adalah olahraga, terutama latihan peregangan atau kekuatan. Aktivitas seperti angkat barbel atau sekedar berjalan kaki dapat membantu penanganan dari Sarcopenia. Meskipun terapi dengan obat-obatan bukan terapi pilihan pada Sarcopenia, namun sejumlah obat sedang dalam penelitian. Diantaranya adalah
1. Urocortin II
2. Hormone Replacement Therapy (HRT)
3. Suplemen testosterone
4. Suplemen hormon pertumbuhan
5. obat-obatan untuk sindrom metabolik (termasuk resistensi insulin, obesitas dan hipertensi).
KESIMPULAN
Sarcopenia adalah suatu kondisi dimana hilangnya massa dan kekuatan otot seiring dgn pertambahan usia, dan ini merupakan bagian dari proses penuaan. Karena massa otot mencapai 60% dari massa tubuh, perubahan patologis pada jaringan otot dapat memiliki dampak yang nyata pada orang dewasa yang lebih tua.
Kita sudah tua dituntut rajin olahraga ringan.lari bersepeda.naik turun tangan .angkat babel ringan dan pola hidup yang teratur agar aku bisa.hidup 100 tahun lagi.semoga !
RobertoNews 1170 《26.12.21 [10.00]》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan