JAKARTA, Beritalima.com– Bila Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus diam dengan cuitan Andi Arief yang dipercaya sebagai Wakil Sekjen partai berlambang Bintang Mercy tentu bakal merugikan partai pemenang pemilu 2009 itu pada pesta demokrasi 17 April mendatang.
Cuitan Andi menghebohkan beberapa hari lalu terkait dengan tujuh peti kemas surat suara tercoblos di Jakarta Utara yang membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan kubu sebelah gerah. Cuitan sebelumnya adalah boikot pemilihan presiden pada pemilu serentak mendatang.
“Sebagai pimpinan tertinggi partai, harusnya Pak SBY mengklarifikasi cuitan tersebut. Karena ada upaya untuk mendeligitimasi penyelenggara pemilu, yaitu KPU. Apalagi cuitan itu dilakukan berkali-kali,” tegas pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, Rabu (9/1) malam.
Bahkan lanjut Lucius, Andi Arief pernah akan memboikot pilpres 2019. Meski belum jelas alasannya, jika memboikot berarti Demokrat akan menggagalkan ribuan calegnya di seluruh Indonesia yang sudah siap mengikuti kontestasi di pileg 2019 tersebut.
Kenapa? “Pilpres saat ini berbeda dengan pilpres sebelumnya. Dimana pemilu serentak ini bukan saja pilpres, tapi juga pileg. Nah, jika Demokrat berupaya memboikot pilpres, bukankah Demokrat menjadi peserta pemilu 2019? Kan, aneh,” kata Lucius.
Dikatakan, apa yang dilakukan Andi Arief itu kontraproduktif dengan Partai Demokrat sebagai peserta pemilu dan juga SBY yang selama ini selalu mengedepankan etika dan kesantunan dalam politik.
Untuk itu, SBY perlu menjelaskan kepada masyarakat. Jika tidak, lanjut Lucius, Partai Demokrat bisa terancam. Apalagi di masa kampanye ini semua partai harus mencitrakan positif dan baik, agar mendapat simpati dan dipilih rakyat. “Jadi, jika SBY membiarkan itu, Demokrat yang rugi.”
Lucius mengaku, belum mengerti kenapa sampai saat ini SBY sebagai Ketua Umum masih diam. Atau memang ada strategi politik rahasia SBY dengan terus mendiamkan sikap Andi Arief yang kontraproduktif itu.
Apakah panik karena khawatir tidak lolos masuk DPR? “Saya tidak tahu. Yang jelas, semua partai dan kedua capres masih sama-sama punya kesempatan untuk mendapat tempat di hati rakyat. Semua berpeluang untuk dipilih, terpilih dan memenangi kontestasi pemilu itu,” demikian Lucius Karus. (akhir)