SURABAYA, beritalia.com – Dibutuhkan keseimbangan yang baik antara pengusaha dan pekerja karena keduanya bagai dua sisi mata uang yang saling terkait. Pekerja harus mendukung pengusaha agar usaha berjalan sukses, sebaliknya bila usahanya berjalan dengan sukses, pengusaha harus memikirkan kesejahteraan pekerjanya. Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Prov Jatim, Dr. H. Akhmad Sukardi, MM saat membuka Musyawarah Provinsi ke VIII Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Timur di Hotel Bumi, Selasa (15/11).
Menurut Sukardi, pengusaha dan tenaga kerja jangan saling menggerogoti. “Kalau perusahaannya maju tentu pekerjanya sejahtera. Jadi pekerja jangan menuntut terus, tapi harus saling seimbang dan saling mendukung. MEA sudah mulai, persaingan antar negara di lingkungan ASEAN. Kalau keduanya seimbang, sejalan dan ada komunikasi yang baik maka keduanya akan maju,” katanya.
Ia menjelaskan, sampai dengan semester II tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim tumbuh sebesar 5,62 persen. Terdapat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,60%, pertambangan dan penggalian sebesar 9,67%, serta administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 9,24%. Sedangkan tiga sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah industri pengolahan sebanyak 28,84%, perdagangan besar dan eceran sebanyak 17,91%, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,43 % .
Sementara itu pada tahun 2015 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih tergolong dalam kategori sedang (68,95%). Angka itu masih jauh apabila dibanding di IPM jakarta yang telah tergolong kategori tinggi yaitu 78,99%, atau DIY yang mencapai 77,59%. Kondisi ini menyisakan pekerjaan rumah yang cukup besar bagi Provinsi Jatim. Persentase angka kemiskinan Jatim masih cukup tinggi yaitu berkisar 12,28% dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang mencapai 4,14% atau mencapai 849.330 orang (Februari 2016). Sedang tingkat partisipasi angkatan kerja di Jatim sampai bulan Februari 2016 tercatat berkisar pada angka 68, 27%. Dari sisi pertumbuhan tenaga kerja dan kesempatan bekerja, masih cukup banyak peluang bagi perusahaan yang tumbuh dan melakukan ekspansi usaha untuk mencari dan memanfaatkan tenaga terampil dan potensial di jawa timur.
Dalam kesempatan ini, ia turut meyampaikan apresiasi terhadap APINDO atas partisipasinya ikut serta membangun serta mewujudkan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi di indonesia khususnya di Provinsi Jatim. “APINDO akan sukses kalau semua menggunakan hati nurani. APINDO harus mampu menjadi jembatan antara pengusaha dan pekerja Bila tidak ada pengusaha negara ini tidak akan maju. Jadi pengusaha yang punya hati dan rasa termasuk pekerjanya, harus saling seimbang. Teman serikat pekerja dan APINDO harus saling menjaga,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Provinsi APINDO Jatim, Dr. Alim Markus menyampaikan bahwa Musprov kali ini memberikan kesempatan pada pengurus lama memberikan laporan pertanggungjawaban, serta menyusun program kerja kepengurusan berikutnya yakni masa kepengurusan 2016-2021. Menurutnya, APINDO adalah satu-satunya organisasi pengusaha yang satu-satunya diakui pemerintah untuk mengurusi ketenagakerjaan, investasi dan menjalin hubungan industrial yang harmonis. APINDO menyadari hubungan industrial dan ketenagakerjaan yang semakin kompleks agar tidak menimbulkan akibat yang lebih parah. “Saya harap APINDO dapat bekerjasama dengan pemerintah. Semoga Musprov ini dapat meningkatkan peran APINDO dalam unsur tripartit. Hubungan antara pengusaha dengan serikat pekerja harus diperkuat,” katanya.
Musprov APINDO ini dilaksanakan setiap lima tahun sekali oleh Dewan Pengurus Provinsi. Tema Musprov kali ini adalah “Meningkatkan Peran APINDO Sebagai Unsur Tripartit Dalam Menentukan Kebijakan Ketenagakerjaan Yang Harmonis, Dinamis dan Berkeadilan”. Musprov kali ini diikuti sebanyak 56 orang utusan dari 33 perwakilan APINDO dari kab/kota se-jatim. (**).