Sekretaris Yayasan Ponpes Bahrul Ulum Nikahkan Putrinya Sendiri

  • Whatsapp

JOMBANG, beritalima.com – Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambak Beras, KH Abdul Kholiq Mustaqim, SH., M.Si, yang juga sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Al-Wardiyyah dan As-Sa`idiyyah 3 Bahrul Ulum ini menikahkan putri pertamanya, Lia Ni’mah Wafira yang akrab disapa Ning Viera dengan Gus Iqbal panggilan akrabnya Muhammad Iqbal Umar, putra alm KH. Ma`ruf Fadil Pengasuh Pondok Pesantren Lasem Jawa Tengah, Sabtu (1/7/2017) melaksanakan akad nikah di PP As-Saidiyyah dan dilanjutkan resepsinya, Minggu (2/7/2017) di GOR Tambak Beras, Jombang.

Gus Iqbal cucu KH. Abdurrohim, merupakan saudara KH. Hamid Pasuruan yang dikenal sebagai Wali, serta saudara KH. Siddiq Jember yang merupakan perumus Khittah NU 1984. KH. Kholiq menikahkan sendiri putrinya disaksikan para Pengasuh Pesantren Jawa Tengah. Adapun dua saksi yang tercatat dibuku nikah, yaitu Sekdaprov Kepulauan Riau (Kepri), H. TS Arif Fadillah dan KH. Ahfas Fasiol Pengasuh Pesantren Lasem.

“Saat menikahkan, saya teringat diri sendiri. Dulu saya menikah dalam kondisi yatim piatu. Sekarang, menantu saya ini juga yatim piatu. Mudah-mudahan saya benar-benar bisa menyayangi seperti anak sendiri. Mohon doa restu agar rumah tangga Gus Iqbal dan Ning Viera sakinah, mawaddah, warahmah,” kata Kyai Kholiq.

Hal yang sama disampaikan Hj. Zumrotus Solihah, bahwa Gus Iqbal sudah dianggap sebagai anak sendiri, anak mantu atau anak sendiri menurutnya sama. Dia pun bersyukur bahwa prosesi pernikahan berjalan lancar. “Mohon doa restu agar keduanya senantiasa diberikan keberkahan. Untuk resepsi ini kami berupaya mempersiapkan sebaik mungkin. Namun karena ini pertama, pasti ada plus-minusnya, mohon dimaafkan,” imbuh Hj. Zumrotus Solihah.

Lebih lanjut resepsi pernikahan yang dilaksanakan di GOR Tambak Beras Jombang itu, sambutan keluarga Gus Iqbal diwakili H. Muhammad Arwani Thomafi, anggota DPR RI sedangkan sambutan dari keluarga Ning Viera diwakili KH. Said Asrori, Syuriah PBNU. Dengan demikian selain dihadiri anggota DPR RI, Sekdaprov Kepri, dan KH. Ahfas Fasiol, tidak lain adalah Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul Wakil Gubernur Jawa Timur, dan KH. Mustofa Bisri, tokoh nasional dan budayawan.

Lebih lanjut dikatakan KH. Mustofa Bisri, ada enam pesan yang disampaikan kepada Gus Iqbal dan Ning Viera. Pertama, tetaplah jadi manusia, karena manusia bukan setan yang selalu salah dan juga bukan Malaikat yang selalu benar. Manusia yang menyadari bisa salah bisa benar, dan tidak segan-segan untuk musyawarah minta pendapat dan minta maaf.

Kedua, anggap pasanganmu manusia, bukan malaikat yang selalu benar dan bukan setan yang selalu salah, karena itu jangan menuntut pasangan agar selalu sempurna. ”Terimalah kekurangan dan kelebihan pasanganmu,” ujarnya.

Ketiga, jangan gampang mendalil bahwa “Kamu anak Kyai, pasanganmu juga anak Kyai, kamu bisa balik didalili,” tegas Gus Mus, Minggu (2/7/2017) di hadapan undangan yang hadir di GOR Tambak Beras.

Lebih jauh dijelaskan Gus Mus bahwa dalil harus pas, suami harus pegang dalil bahwa hanya lelaki yang mulia yang memuliakan wanita. Sebaliknya istri harus memegang dalil, bahwa suami itu pemimpin istri, ‘arrijalu qowwamuna alannisa’ sehingga suami mau mengayomi dan istri mau mentaati.

“Kalimat itu jangan dibalik, jika pegang dalilnya terbalik, maka suami akan cenderung minta dilayani, dan istri pun menuntut minta dimuliakan,” tegas Gus Mus.

Keeempat kata Gus Mus, dalam hal apapun jangan berlebih-lebihan termasuk dalam hal ibadahpun. Karena berlebihan menurutnya akan membuat buta dan tuli sehingga tidak bisa melihat semua sisi.

“Agama mengajarkan kita menjadi umat yang wasatan atau berada di tengah – tengah,” ujarnya.

Kelima, ada masalah apapun minta tolong kepada Allah, jangan minta tolong kepada yang lain selain Allah. Lebih lanjut ucapan Gus Mus yang disampaikan yang keenam, lihatlah bagaimana ayah – ibumu dan sesepuh – sesepuhmu menjaga rumah tangganya yang langgeng.

“Romomu kyai, kudu iso mencontoh dadi kyai, kalau kurang nasihatku, datanglah ke rumahku, wes ngerti rumahku” pungkasnya.

Dengan demikian ungkapan yang disampaikan Gus Mus tersebut, ditimpali Gus Ipul yakni ada tiga hal yang disampaikan. Pertama, bangunlah rumah tangga dengan kesabaran sebagaimana embah – embah kita. Kedua, Gus Iqba dan Ning Viera ini ketururunan NU, “Jadi sampean juga punya tugas dan tanggung jawab menjaga, melestarikan memperjuangkan aswaja annahdliyah,” tegsnya.

Ketiga, Gus Iqbal dan Ning Viera harus bersiap-siap menjadi kyai dan bu nyai, karena jadi kyai dan bu nyai itu mudah, karena ditinggali pesantren, jadi sekarang harus siap-siap sejak sekarang. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *