Semasa Hidup Selalu ‘Congkrah’, Mati Tak Ada Yang Tak’ziyah

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com- Seorang warga yang tinggal di salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Taman Kota Madiun, Jawa Timur, sebut saja K, tak ada tetangganya yang tak,ziyah (melayat) ketika ia meninggal dunia. Termasuk kerabat dekatnya juga tak ada yang melayat, sebelum maupun sesudah dimakamkan.

Tak hanya itu. Modin setempat yang biasanya bertugas memandikan dan mensholatkan jenazah atau memberi doa saat jenazah akan diberangkat ke pemakaman, juga tidak mau datang. Pihak keluarga akhirnya memutuskan ‘ngebon’ Modin dari kelurahan lain.

Menurut penuturan Yuwono (56), Modin Kelurahan Josenan Kecamatan Taman Kota Madiun yang ‘dibon’ keluarga K untuk memberi doa sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman, berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat, almarhum K semasa hidupnya tidak pernah berinteraksi dengan para tetangga kanan-kiri rumahnya. Bahkan bisa dibilang selalu ‘Congkrah’ (tidak rukun) dengan tetangganya.

“Padahal biasanya, berdasarkan tradisi kita, saat ada warga yang meninggal, para tetangga dan kerabat dekat, berkumpul datang bertak’ziyah (melayat) untuk memberikan penghormatan terakhir. Tapi ini sama sekali tidak ada yang tak’jiyah. Kalau kejadiannya, beberapa waktu yang lalu,” kata Yuwono, kepada beritalima.com, Selasa 28 Pebruari 2017.

Padahal, lanjut Yuwono, ketika K meninggal, pihak keluarga sudah menyiapkan kursi di halaman rumah maupun di pinggir jalan untuk duduk orang yang mau melayat. Tapi hingga jenazah diberangkatkan ke pemakaman, hanya keluarga yang tinggal satu rumah yang mengantar K ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

“Aku sampai heran. Ada orang meninggal tidak ada yang melayat. Mungkin di Indonesia, ini yang pertama kali. Atau mungkin bahkan di seluruh dunia,” lanjut Yuwono, dengan penuh keheranan.

Karena tidak ada tetangga yang melayat, saat jenazah diberangkat ke pemakaman hingga mengangkat jenazah almarhum K menuju mobil ambulan, yang banyak berperan yakni sopir ambulan dan temannya. Begitu pula saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat, yang berperan juga sopir dan temannya serta tukang gali kubur bayaran.

“Sampai pemakaman, sopir dan kernek ambulan sama tukang kubur yang memakamkan. Pokoknya selama saya menjadi Modin belasan tahun atau selama hidup saya, baru kali ini saya melihat kejadian seperti itu,” pungkasnya. (Rohman/Dibyo).

Ket. Foto, Yuwono. Foto: Rohman/beritalima.com

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *