Citizen Reporter
Rosida Ibrahim
Mahasiswa UIN Alauddin Makassar
Melaporkan dari Makassar
Pisang epe merupakan jajanan khas Kota Metropolitan Makassar, Sulawesi Selatan. Jajanan unik yang satu ini mudah dijumpai di sepanjang Pantai Losari.
Usaha rumah tangga pisang epe ini sudah melegenda di Kota Daeng ini, bahkan sebelum bibir pantai ini dibangun dengan tanggul dan kini dan penataan semakin modern, yakni ketika masih dikenal dengan Pasar Ikan, usaha pisang epe sudah eksis pada masa itu.
Sekitar pukul 16.00 WITA, di pantai ini mulai tampak deretan gerobak-gerobak pisang epe untuk memanjakan lidah pengunjung dan menyuguhkan pemandangan sunset. Pengunjung bukan hanya dari turis lokal saja, tapi diramaikan juga turis mancanegara yang ingin merasakan sensasi pisang epe dan pesona keindahan Losari yang telah menjadi maskot Kota Makassar.
Sewang Anshar (57) merupakan salah seorang n penjual pisang epe di pantai itu. Ia memulai bisnis pisang epe diusia remaja tahun 1974 dan berlansung hingga kini.
“Sebelum Pantai Losari di renovasi dan masih bernama Pasar Ikan, saya sudah berjualan disini,” ujarnya saat ditemui, awal Mei 2016.
Sewang sangat menikmati pilihan hidupnya sebagai penjual pisang epe, selain bisnis yang menjanjikan menjual pisang epe merupakan hobby Sewang. Kesukaan dan kecintaan itu, lahir karena Sewang sangat suka makan pisang epe. Ia menikmati hari harinya yang selalu menyuguhkan sensasi pisang epe kepada pengunjung.
Sehari Sewang dapat menjajakan sepuluh sisir pisang dan melayani 40-60 pengunjung per harinya. Harga yang ia patok, per porsi dengan dua buah pisang, yakni delapan ribu sampai dua belas ribu rupiah, tergantung pesanan pengunjung.
Menurut salah satu pengunjung mahasiswa dari Sengkang Heril menyatakan bahwa setiap kali berkunjung ke Makassar, ia tidak akan pernah melewatkan moment sunset di Losari sambil ditemani sensasi pisang epe, katanya.