SURABAYA, Beritalima.com |
Bakal calon walikota Surabaya Machfud Arifin mendapatkan dukungan dari 8 parpol untuk maju menjadi pemimpin nomer 1 di Surabaya. Dari parpol pendukung, Masing-masing menyodorkan kadernya untuk mendampingi Machfud Arifin sebagai wakil walikota. Siapakah diantara mereka yang “Pantas” mendapatkan kepercayaan Machfud Arifin untuk mendampinginya?
Pakar komunikasi dan ilmu politik, sekaligus ketua PIH Universitas Airlangga DR. Suko Widodo memberikan penjelasan, Sabtu (1/8/2020).
“Surabaya itu Kota metropolis, kota industri, kota yang berprospek. Karena itu yang paling cocok mendampingi pak Machfud Arifin adalah orang yang memiliki karakter entrepreneurship, orang yang punya kemampuan lebih. Apakah dia dari pengusaha, atau dari pimpinan perusahaan, atau dari birokrat, atau dari politisi, atau bahkan akademisi,” terang Suko.
Menurut Suko terserah Machfud Arifin memiliki kebebasan untuk memutuskan.
“Tetapi syarat utama kalau mau bangun Surabaya yang lebih maju, lebih baik lagi, pak Machfud bisa belajar dari Singapura. Dan pendampingnya dia harus punya kemampuan enterpreneurship. Kalau pingin Surabaya ke depan arahnya lebih bagus seperti Singapura, orang itu pasti memikirkan tentang perkembangan ekonomi, perkembangan industri, perkembangan Surabaya sebagai Kota bisnis,” tegasnya.
Suko menuturkan, Surabaya ini kota besar. Surabaya menjadi pusat dari kawasan lainnya. Maka ke depan harus lebih terbuka dan bisa berkolaborasi dengan kawasan lainnya. Harus lebih maju, dan tetap beridentitas sebagai kota pahlawan. Kota lama, bersejarah tapi modern.
“Artinya, kota lama itu bukan kota tradisional. Tetapi kota modern dengan tanpa menghilangkan identitas sejarahnya. Kota-kota besar di dunia juga selalu menghadirkan identitas alam dan tempat-tempat bersejarah. Dan tempat-tempat itu bisa bernilai ekonomis bagi warga sekitarnya,” sambungnya.
Suko menambahkan, walikota ke depan harus mampu mewujudkan sesuatu yang spektakuler. Karena modal dasarnya sebagai kota besar telah ada.
“Maka jika Pak Mafud ingin berbuat besar, wakil walikota harus juga bervisioner. Wakilnya bisa siapa saja. Bisa dari dari politisi, bisa dari birokrat, bisa dari akademisi, bisa dari pimpinan perusahaan besar, dari BUMD, dan lainnya. Yang penting ada kapabilitas berenterpreneurship,” ujarnya.
Tetapi karena untuk memenangkan pilwali butuh suara signifikan, maka menurut Suko dibutuhkan sosok wakil yang berpotensi mendulang dukungan besar. (yul