JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Amin Ak mendesak Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih aktif melobi pihak berwenang di Arab Saudi agar vaksin yang digunakan di Indonesia diakui sebagai persyaratan berhaji tahun ini.
Indonesia, ungkap wakil rakyat dari Dapil IV Provinsi Jawa Timur tersebut, membutuhkan diplomasi intens agar pemerintah Arab Saudi mau mengakui jenis-jenis vaksin yang dipakai di Indonesia dan mendapatkan izin berhaji.
Hal itu disampaikan Amin kepada awak media usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan BUMN Farmasi, diantaranya Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo dan Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/5).
Amin minta agar tim diplomasi gabungan terdiri Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Agama (Kemenag) lebih intensif melobi pemerintah Arab Saudi.
“Bagaimana juga, jemaah haji asal Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara-negara lainnya. Jika tahun ini belum juga diperbolehkan, antriannya akan makin panjang. Kasihan jemaah kita,” tegas Amin.
Merujuk data Kementerian Agama, kuota jemaah haji Indonesia sebanyak 221.000. Jumlah tersebut terdiri dari 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
Dalam RDP itu terungkap, pemerintah Saudi membuat kebijakan vaksin yang disetujui berasal dari Amerika dan Eropa yaitu, Pfizer, Moderna, Johnson&Johnson dan AstraZeneca. Dari ketiga vaksin itu, Indonesia baru punya vaksin AstraZeneca yang sesuai kriteria.
Merujuk penjelasan Direktur Utama Biofarma, Honesti Basyir, jelas Amin, vaksin Sinovac merupakan vaksin terbanyak digunakan di Indonesia. Saat ini vaksin Sinovac masih dalam proses mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) dari WHO.
Sesuai janji badan kesehatan dunia itu, izin penggunaan darurat paling lambat didapatkan pekan kedua Juni 2021, sehingga masih cukup waktu agar jemaah haji Indonesia diperbolehkan berangkat ke tanah suci tahun ini.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, kata Amin, sudah mengumumkan musim haji tahun ini dibuka dengan kuota terbatas. Persoalannya, Indonesia belum memiliki kepastian berapa alokasi kuota yang didapat. Padahal sejumlah negara sudah diumumkan alokasi kuotanya oleh pemerintah Arab Saudi.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, kata Amin, jumlah warga Indonesia yang telah divaksin dosis 2 mencapai 9.896.982 orang, sedangkan dosis 1 mencapai 14.919.589 orang sehingga sudah 34,71 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat.
Dengan kedatangan 8 juta dosis vaksin sinovac pekan ini, ditambah stok vaksin yang belum digunakan, sudah 83,9 juta dosis vaksin yang masuk ke Indonesia.
Karena itu, Amin berharap, vaksin yang sudah menguras uang rakyat itu bisa memberikan manfaat bagi kemudahan jemaah haji Indonesia. “Vaksin Sinovac kan pilihan pemerintah. Jika vaksin ini mendapat sertifikasi dari WHO dalam waktu dekat, mestinya hal itu bisa menjadi faktor penguat buat pemerintah dalam melakukan lobi ke pemerintah Arab Saudi,” demikian Amin Ak. (akhir)