JAKARTA, beritalima.com – Dunia sepak bola sudah diperhitungkan di dunia, oleh karena itu persepakbolaan Indonesia diperbaiki dan menghidupkan dunia olah raga yang baik. Oleh karena itu perlu memilih Ketua Umum PSSI untuk menggantikan Edy Rahmayadi yang tinggal satu tahun lagi dari periode 2016 – 2020.
Demikian hal itu dilontarkan Syafruddin, Ketua Dewan Pembina Persija, Jum’at (8/2/2019) di kantor Kemenpan RB, Jakarta. Dalam ungkapannya dia mengatakan tidak mendukung penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih Ketua Umum PSSI melainkan lebih senang diselenggarakan kongres reguler saja.
Saat ini PSSI dipimpin oleh Joko Driyono sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum, mengganti Edy yang masih menyisakan satu tahun masa kepemimpinan sebelum berakhir. Namun, jika ada dua pertiga pemilik suara dari klub-klub dan Asosiasi Provinsi menghendaki KLB, maka pemilihan ketua umum PSSI untuk mengisi kursi yang ditinggalkan Edy pada masa kepengurusan 2016-2020 bisa saja dilakukan.
“Saya berkali-kali menyarankan kepada PSSI, untuk menyelesaikan tugasnya sampai 2020. Sebagai bagian dari pengurus olahraga yang senior – sudah 20 tahun lebih di dunia olahraga – PSSI kongresnya reguler saja dan tidak usah [Kongres] Luar Biasa,” kata Syafruddin yang juga menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
Selama ini menurutnya, masih berkutat mengenai masalah penjatuhan – penjatuhan, ada intrik. Oleh karena itu ia meminta masalah persepakbolaan segera diselesaikan. Dan dalam menyelesaikan masalah ini jangan setengah – setengah. Maka dari itu dikatakan Syafruddin yang sekarang ini menjadi Menteri PAN RB, mengharapkan dalam pemilihan Ketua Umum PSSI pengganti ini tanpa mekanisme KLB.
Syafrudin menegaskan PSSI harus diurus orang-orang yang berpikiran bersih agar pendukung sepak bola Indonesia yang selalu antusias bisa menyaksikan Timnas Indonesia bangkit.
Mengenai sosok Joko Driyono yang untuk sementara memimpin PSSI, Syafruddin enggan berkomentar banyak.
“Saya tidak bisa menilai orang, saya hanya bicara orang dan profesionalisme. Silakan publik yang menilai, ini sudah jaman terbuka,” ujarnya kembali.
Lebih lanjut, Syafruddin menilai sepak bola Indonesia dipandang masyarakat cukup bagus sekarang. Selain itu, lanjutnya, sepak bola Indonesia juga sudah mulai diperhitungkan oleh negara-negara lain. Syafruddin juga yakin sebagian dari pengurus di tingkat pusat maupun klub, memiliki niatan memajukan sepak bola Indonesia. ddm