Dengan beroperasinya Pelabuhan New Tanjung Tembaga di Kabupaten Probolinggo, maka impor Jatim dari Singapura turun hingga 32 persen. Belum dibantu pelabuhan lain seperti Telok Lamong Surabaya saja, New Tanjung Tembaga sudah mampu effisiensi impor sebesar 32 persen.
Pernyataan tersebut disampaikan Wagub. Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf yang akrap disapa Gus Ipul, seusai mememberikan pengarahan acara Kongres Maritim Indonesia I -2016 di Hotel Majapahit Surabaya, Jum’at (2/12).
Gus Ipul mengatakan, penurunan impor Jatim dari Singapura ini, dikarenakan pelabuhan di New Tanjung Tembaga (pelabuhan di jatim) sudah bisa dan mampu memberikan pelayanan layaknya yang ada di Singapura. Sehingga barang- barang impor dari luar negeri tidak lagi harus melalui Singapura, tapi bisa langsung masuk ke Indonesia yakni ke Jawa Timur( New Tanjung Tembaga). Dan pelabuhan ini menjadi unggulan Jatim. Karena Pelabuhan ini menjadi satu-satunya milik daerah dan dikelola Pemprov Jatim guna menunjang perekonomian dan perdagangan Jatim.
“ Inilah keunggulan New Tanjung Tembaga Probolinggo yakni lebih efisien sebesar 32 persen dibanding pelabuhan lainnya.Letaknya yang strategis dan dari sisi bisnis sangat porspektif karena melayani sekitar 120 juta penduduk wilayah Indonesia Timur,” jelas Gus Ipul.
Dijelaskannya, banyak perusahaan memanfaatkan New Tanjung Tembaga antara lain batu bara milik Cheil Chedang Indonesia, Tjiwi Kimia dan Industri-industri yang ada di Ngoro. Bahkan Gresikpun, ingin mendaratkan barang-barangnya di pelabuhan New Tanjung Tembaga ini, alasannya karena pelayanan di pelabuhan ini sangat baik dan lancar. Keberadaan pelabuhan baru ini juga sudah bisa melayani berbagai kepentingan ekonomi, seperti pengiriman batu bara, aspal curah, tepung dari NTB dan Semen serta pengiriman sebanyak 1.500 ton beras Bulog ke berbagai wilayah di Indonesia.
Menurutnya, pelabuhan ini bermanfaat untuk efisiensi dan supaya industri di sekitarnya tidak tergantung kepada Tanjung Perak. Selain ongkos angkut akan lebih murah, aktivitas ekonomi juga tidak tergantung dan terpusat di Surabaya dan akan menyebar kemampuan daerahnya.
“Pelabuhan ini sangat membantu mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya sehingga mampu membantu keperluan bongkar muat untuk wilayah Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Bondowoso dan sekitarnya,” kata Gus Ipul sapaan lekat Wagub. Jatim.
Sebelum mengakhiri arahannya, Wagub Jatim berharap, kongres ini akan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang bisa dijadikan pendukung visi Poros Maritim Dunia, khususnya pada aspek infrastruktur, yaitu berupa Cetak biru Indonesia Poros Maritim Dunia(IPMD) 2025 dan Peta Jalan Menuju IPMD 2016-2025.
Sementara itu, Ketua Panitia Lokal Kongres Maritim Indonesia I dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Sarjana Oceanologi ke-13 Prof. Daniel Rosyid mengatakan, Kongres Maritim Indonesia yang pertama kalinya ini dilaksanakan selama dua hari dan sudah dibuka kemarin 1 Desember 2016 serta hari ini dilanjutkan lagi dengan menghadirkan bapak Wakil Gubernur Jatim dan Asisten sekdaprov. Sulteng untuk memberikan pengarahan serta paparan tentang bagaimana caranya untuk mewujudkan Indonesia sebagai maritime Dunia.
Pelaksanaan Kongres Maritim Indonesia I-2016 ini juga disertai dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatana Sarjana Oceanologi ke-13. Dengan diikuti 600 orang yang ikut menyemarakkan event ini terdiri dari 350 peserta pertemuan ilmiah dan 150 serta 100 mahasiswa dari 20 Perguruan Tinggi peserta kongres dari Kementerian dan Lembaga Pusat, Bappeprov seluruh provinsi di Indonesia, Perguruan Tinggi dan lembaga Litbang, serta Asosiasi usaha bidang kemaritiman.
Berbagai narasumber juga diundang seperti Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Menteri Pariwisata RI, Menteri ESDM RI, Gubernur Kepulauan Riau, Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Trenggalek. Bahkan juga diundang narasumber dari Singapura, Cina dan Jepang untuk mendengar penilaian negara tersebut terhadap kemaritiman Indonesia. (**).