Tari Muang Sangkal Bagian Dari Tradisi dan Budaya Keraton Sumenep

  • Whatsapp
Kesenian Sumenep Yang Punya Makna Menolak Bala

SUMENEP, beritalima.com| Tari Muang Sangkal merupakan salah satu kesenian yang menjadi ikon Pulau Madura. Kesenian tersebut berasal dari Kabupaten Sumenep dan memiliki fungsi sebagai penolak bala atau menjauhkan dari bahaya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep H. Mohammad Iksan, S.Pd., MT

Secara harfiah muang memiliki arti membuang dan sangkal adalah petaka. Artinya, tarian itu memang dilakukan untuk membuang petaka dalam diri seseorang.

Bacaan Lainnya

Belakangan, tarian itu telah berkembang dan dibuat seni pertunjukan di Madura. Asal usul tari Muang Sangkal lahir di latar belakangi kepedulian seorang seniman Sumenep bernama Taufiqurrachman terhadap kekayaan yang dimiliki Madura.

Sejak munculnya tari Muang sangkal hingga saat ini sudah melekat sebagai salah satu ikon budaya di Kabupaten Sumenep. Kemunculannya tak terpisahkan dari Keraton Sumenep.

Keberadaan Keraton Sumenep telah melahirkan tradisi budaya, baik terkait upacara adat maupun kesenian. Ciri khas tari Muang Sangkal gerakannya tak jauh berbeda dengan tarian pada umumnya. Gerakannya seperti gerak-gerak dari Keraton Sumenep yang bertitik tolak dari gaya Yogyakarta. Gerakan tersebut dipadukan dengan ciri-ciri dari Keraton Sumenep.

Namun, ada beberapa yang menjadi ciri khas, yaitu si penari harus ganjil, dalam keadaan suci atau perawan, dan tidak sedang datang bulan. Busana yang dipakai berupa dodot legha.

Ketika menari memegang cemong (mangkuk kuningan) yang berisi beras kuning dan aneka kembang (bunga) seperti melati, dan mawar atau pandan. Dikutip dari buku Perempuan dan Kehormatan bagi Masyarakat Madura (2020) karya Dedi Dores, dalam pertunjukan tari Muang Sangkal diawali dengan gerakan cepat. Para penari berjalan beriringan menuju panggung. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan yang lebih luas, di mana para penari menari sembari membawa cemong atau mangkuk kuningan berisi kembang beraneka macam dan menaburkannya dengan gerakan yang lembut dan indah.

Pada gerakan tersebut tentunya diselaraskan dengan musik pengiring, yaitu musik Gamelan khas keraton. Di mana gending yang digunakan adalah gending sampak, gending oramba-orambe, dan gending lainnya. Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan tari Muang Sangkal memiliki makna simbolis untuk menolak bala. Para penari biasanya menaburkan beras kuning ketika memperagakan tari itu.

“Tari Muang Sangkal adalah simbol penolak bala, yang biasanya digelar ketika hajatan atau ada tamu besar yang datang ke Sumenep,” katanya.

Gerakan Tari Muang Sangkal sebenarnya memiliki makna simbolis. Para penari ketika memainkan kesenian itu menabur beras kuning, untuk menjamu tamu agung di Pendopo Keraton Sumenep, atau saat acara hajatan, dan resepsi perkawinan.

“Penaburan beras kuning sebagai simbol ungkapan doa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tamu yang datang diberi keselamatan dan terhindar dari bahaya,” tuturnya.

(**)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait