KEDIRI- Pertemuan lanjutan dari “second meeting” Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) yang sebelumnya berlangsung di Vihara Tjoe Hwie Kwang (Tri Dharma) dilakukan kemarin malam. Sejumlah Muspika Kecamatan Mojoroto tampak hadir disela-sela kepadatan aktifitas TMMD ke-97 Kodim 0809/Kediri yang saat ini berjalan, seperti Danramil Mojoroto, Kapten Inf Arifin Effendi beserta 2 orang anggotanya, Kompol Priyo Sulistyono, Camat Mojoroto, M.Ridwan, dan sejumlah tokoh agama se-Kecamatan Mojoroto, serta tentu saja Romo Don Bosco Karnandianto, selaku Kepala Paroki St.Vincentius Paulo, sekaligus bertindak sebagai tuan rumah, Kamis (22/09/2016).
Temu Akrab FKUB Dilakukan Dalam Giat Tmmd Ke-97 Di Kota Kediri
“Tending topik di media sosial saat ini, tersebar luas pernyataan yang mengatakan bumi itu datar, tetapi sanggahan dari beberapa pihak juga tersebar luas yang menyatakan bumi itu bulat, dan debat argumen semacam itu, pastilah ada pihak yang mendukung dengan berbagai teori ilmiah, namun ada juga yang membantahnya dengan teori ilmiah yang lain. Demikian juga perdebatan antar agama, kerap kali kita baca disejumlah media sosial, entah apa tujuannya, tapi yang jelas pemberitaan semacam itu lebih mengedepankan pembenaran apa yang ia yakini,” kata Romo Don Bosco Karnandianto.
“Sebagai contoh, seorang Tariq Azis yang juga dikenal sebagai loyalis dari Saddam Husein, kedua orang ini punya latarbelakang yang berbeda jauh, bahkan sering berselisih paham dengan mengusung pandangannya masing-masing, tetapi pada kenyataannya, persahabatan keduanya dibawa hingga kematian menyambangi mereka. Perdebatan pada hakekatnya bukan untuk mencari permasalahan, melainkan untuk mengembangkan pemikiran untuk mencari suatu solusi, tetapi justru di era serba dunia maya (internet) ini, justru dijadikan ajang saling serang,” lanjut Romo Don Bosco Karnandianto.
Pada sambutannya, Kapten Inf Arifin Effendi menghimbau semua tokoh agama se-Kecamatan Mojoroto untuk menyikapi secara bijak perkembangan teknologi di dunia maya (internet) dengan memberikan suasana sejuk dan damai kepada umatnya masing-masing. Jaminan persatuan dan kesatuan bangsa, tidak begitu saja lepas dari otorias keagamaan, karena tokoh agama memiliki peran yang sangat vital sebagai oposisi dikala terjadi konflik antar umat beragama. (Penrem 082/CPYJ)