JAKARTA, beritalima.com- Sebelas organisasi pemuda lintas agama, prihatin atas persoalan intoleransi yang sering terjadi akhir akhir ini, baik di dalam maupun luar negeri.
Intoleransi itu antara lain persoalan pelarangan pembangunan rumah ibadah di Karimun dan Minahasa Utara, serta konflik antar agama di India.
Untuk itu, mereka yang terdiri dari GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Peradah, Gemabudhi, Gema Mathla’ul Anwar, Gemaku, IPTI, Gemapakti, Pemuda Nahdlatul Wathan, dan GAMKI, menyatakan sikap yang tertuang dalam sebelas butir.
Berikut pernyataan sikap mereka. Pertama, menyatakan keprihatinan atas konflik antar agama yang terjadi di India yang telah menelan korban puluhan jiwa. Meminta Pemerintah India untuk tidak membuat kebijakan diskriminatif yang dapat menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat.
Kemudian mengajak pemimpin, negara, dan masyarakat dunia untuk berkomitmen menjadikan bumi sebagai rumah bersama bagi setiap agama, etnis, suku, dan golongan. Alasannya, masyarakat harus bekerjasama membangun budaya toleransi dan inklusif, menghentikan peperangan dan konflik yang menyebabkan pertumpahan darah.
Ketiga, menghimbau masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi dengan persoalan konflik antar agama yang terjadi di India dan tetap menjalin silaturahmi diantara masyarakat yang berbeda suku, agama, etnis, dan golongan. Pemerintah Indonesia harus selalu bersikap adil dan berdiri di atas semua golongan untuk menjaga kerukunan dan kedamaian bangsa.
Lalu, mendukung Pemerintah Indonesia dan aparat penegak hukum untuk melakukan pendekatan persuasif kepada kelompok-kelompok intoleran. Jika diperlukan agar melakukan tindakan tegas, apabila ada yang berusaha menyebarkan ujaran kebencian, memprovokasi, serta mengganggu kebebasan beribadah dan kerukunan antar umat beragama di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Seterusnya, Mengajak semua anggota dan pengurus GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Katolik, Peradah, Gemabudhi, Gema Mathla’ul Anwar, Gemaku, IPTI, Gemapakti, Pemuda Nahdlatul Wathan, GAMKI, dan organisasi kepemudaan lainnya di pusat maupun daerah untuk menjalin persaudaraan, saling berkoordinasi dan bekerjasama dalam mencegah terjadinya konflik, mendorong koeksistensi, serta menjaga kebebasan beribadah dan kerukunan bagi setiap pemeluk agama di Indonesia.
Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh Ketua Umum PP GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Karolin Margaret Natasa, Ketua Umum DPN Peradah, I Gede Ariawan, Ketua Umum DPP Gemabudhi, Bambang Patijaya, Ketua Umum DPP Gema Mathla’ul Anwar, Ahmad Nawawi, Ketua Umum PP Gemaku, Kris Tan, Ketua Umum DPP IPTI, Ardy Susanto, Ketua Umum DPP Gemapakti, Asmat Susanto, Ketua Umum PP Pemuda Nahdlatul Wathan, Muhammad Halqi
dan Ketua Umum DPP GAMKI, Willem Wandik. (Red/editor Dibyo).