SURABAYA, beritalima.com – Rombongan Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya dan delegasi tadi malam(26/2/2019) berangkat ke Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2019, di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Banjar, Jawa Barat.
Para Ulama dan Pengurus NU Kota Surabaya selain membawa aspirasi untuk konsolidasi NU dalam Munas dan Konbes 2019 tersebut, juga akan menyerahkan duplikat lambang NU pertama yang dibuat oleh Alm. KH Ridwan Abdullah.
“ Selain menghadiri Munas dan Konbes, kami juga akan menyerahkan duplikat lambang NU yang pertama kali dibuat, biar warga NU diseluruh Indonesia mengetahui bentuk lambang asli yang dibuat oleh KH Riwan Abdullah saat NU dilahirkan di Surabaya, “ujar Sekretaris PCNU Kota Surabaya, Mohammad Hamza, saat dihubungi, Rabu (27/2).
Mohammad Hamzah mengatakan rombongan dan delegasi NU Kota Surabaya yang berangkat ke Munas dan Konbes NU 2019 di Jawa Barat sebanyak 40 orang yang terdiri para pengurus Syuriah dan Tanfidziyah NU Kota Surabaya.
“ Keberangkatan langsung dipimpin oleh KH Mas Sulaiman dan KH Muhibbin Zuhri, tujuan kami ke Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019, semata-mata bertujuan memperkuat Wathoniyah dan untuk kedaulatan rakyat,”katanya.
Ketua PBNU H Robikin Emhas mengatakan, Presiden Joko Widodo akan membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu 27 Februari 2019. Menurut jadwal, prosesi pembukaan dimulai pukul 13.00 WIB.
Munas-Konbes NU bakal diikuti perwakilan Pengurus Wilayah NU (PWNU) dari 34 provinsi, lembaga dan badan otonom NU di tingkat pusat, serta para kiai dari berbagai pesantren. Selain itu juga akan dihadiri dihadiri para tokoh NU dan belasan ribu Nahdliyin.
“Sampai hari ini, Presiden ‘positif’ hadir. Mudah-mudahan tidak halangan apa pun dan acara berjalan lancar,” harapnya seraya menambahkan, sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menutup kegiatan tersebut.
Ketua Pelaksana Munas dan Konbes H Eman Suryaman menambahkan, kegiatan tersebut akan membahas beragam persoalan keumatan mulai sampah plastik, pajak perusahaan daring (online), kekerasan seksual, perusahaan air dalam kemasan yang menyebabkan kekeringan, hingga konsep Islam Nusantara. (*)