Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf mengajak Organisasi Sosial Keagamaan Terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) untuk menemukan solusi terhadap dampak negatif kemajuan teknologi.
Ajakan itu disampaikan Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim saat Halal bihalal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dan PCNU se-Jawa Timur di Kantor PWNU, Jl. Gayungsari Barat, Gayungan, Kota Surabaya, Senin (1/8).
Gus Ipul menuturkan, perkembangan teknologi yang kian maju bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi dapat membantu dan memudahkan pekerjaan manusia, namun disisi lain juga membawa dampak negatif. Diantaranya, pornografi, gerakan radikal, dan berkurangnya lapangan pekerjaan.
“Contohnya, dulu kita biasa menggunakan ojek tradisional, nyetop di pinggir jalan, kemudian naik motor. Kelemahannya, tarifnya tidak jelas, rutenya pun belum tentu benar. Tapi sekarang sudah ada ojek online yang tarifnya murah, rutenya jelas, dan mudah memanggilnya, cukup lewat handphone. Nah, disini kelemahannya, para pengendara ojek tradisional bisa tergusur jika tidak kita pikirkan solusinya bersama” tuturnya.
Selain itu, Gus Ipul minta NU untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya orang tua agar mengawasi anak-anaknya ketika menggunakan gadget. Pasalnya, anak-anak bisa saja tanpa sengaja atau sengaja membuka konten pornografi lewat gadget mereka.
“Terakhir, gerakan radikal kini penyebarannya tidak hanya lewat kajian-kajian atau komunikasi tatap muka saja, tapi sudah lewat online. Begitu mudahnya mengakses materi-materi bermuatan radikal lewat internet. Inilah masalah-masalah yang harus kita pikirkan solusinya bersama” ujarnya.
Terkait Halal bihalal pada kesempatan itu, Gus Ipul mengapresiasi PWNU yang menghadirkan para ketua partai politik (parpol) di Jatim, unsur Forpimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum. “Ini menggambarkan Jawa Timur yang guyub dan rukun. Ini yang kita banggakan dan kita pertahankan sebagai modal pembangunan Jatim” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim, KH. Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, acara silaturahmi ini lebih istimewa dan bisa menjadi sejarah, pasalnya disini bertemu dua kekuatan penting di Indonesia. Yakni, NU sbg ormas keagamaan terbesar di Indonesia dengan parpol yang merupakan kekuatan penting politik, elemen penting demokrasi yg menentukan kualitas dan efektivitas demokrasi bangsa ini di masa mendatang.
“Kami berharap pertemuan ini menjadi forum ta’aruf, saling mengenal tokoh-tokoh NU di daerah, kabupaten/kota maupun di PWNU terhadap ketua-ketua nahkoda parpol yang ada di Jatim, sehingga nanti pada saat pesta dmokrasi bisa menhandle apabila ada gesekan2-gesekan yang berpotensi menimbulkan kerusuhan” katanya.
“Kami juga berharap di forum ini terjadi kesepakatan bersama tentang visi, kemajuan, keberdayaan dan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia . Kami sadar betul bahwa demokrasi merupakan wasilah, hantaran, jembatan di Indonesia dalam poses pembentukan kepemimpinan” pungkasnya. (**)