Wagub Jatim Ungkapkan Tiga Issue Tenaga Medis HuHeHa : Human, Healthy, Happy

  • Whatsapp

JAWA TIMUR, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf ungkapkan tiga issue yang harus dipahami para tenaga medis, yang lebih dikenal dengan istilah  HuHeHa, Human, Healthy dan Happy.

Human, para tenaga medis sebagai pelayan masyarakat harus mengorangkan pasien. “Hal tersebut telah ditindaklanjuti dengan salah  satu Peraturan Gubernur yang menyatakan bahwa tidak boleh ada satupun rumah sakit yang menolak pasien,” jelasnya saat membuka Halal Bihalal, Seminar Nasional dan Pelantikan Pengurus PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Tuban Periode 2016 – 2021, di Pendopo Tri Manunggal Kabupaten Tuban, Selasa (19/7).

Memanusiakan atau mengorangkan pasien menurut Wagub yang lebih kita kenal dengan Gus Ipul itu menjadi penting. Apapun keadaannya kita harus memandang pasien sebagai manusia.

Issue yang kedua adalah Healthy artinya tenaga medis harus ikut membantu pemerintah menyosialisasikan pentingnya tindakan promotif dan preventif atau pencegahan agar masyarakat sejak dini membiasakan hidup sehat. “Karena tindakan pencegahan lebih murah biaya daripada tindakan pengobatan (kuratif),” paparnya lebih lanjut. Dikatakan pula berapapun dana yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk tindakan kuratif (pengobatan) suatu penyakit tidak akan cukup, karena pengobatan memerlukan dana yang cukup tinggi.

Issue ketiga adalah Happy, seorang tenaga medis atau perawat harus melayani pasien dengan kegembiraan. “Kegembiraan akan membuat pasien ikut bergembira. Merupakan obat mujarab bagi pasien,” jelasnya lebih lanjut.

Tantangan  bidang kesehatan dalam menghadapi MEA yang mulai dilaksanakan pada tahun ini, Gus Ipul mengatakan akan terjadi persaingan bebas, karena tenaga medis (dokter, bidan dan perawat) dari negara ASEAN akan bebas  memasuki Negara Indonesia.

“Untuk itu, sudah saatnya kita mulai berbenah. Karena kita tidak ingin hanya sebagai penonton di negara sendiri,” pesannya. Salah satunya, pemerintah berjuang menciptakan regulasi-regulasi dan kebijakan yang dapat membendung datangnya tenaga medis dari luar negeri.

Selain itu, tenaga medis juga harus meningkatkan keprofesionalannya, mengikuti prosedur yang harus dilaluinya dan memiliki sertifikat yang berkualitas internasional.

Sementara itu Bupati Tuban KH. Fatkul Huda mengatakan bahwa PPNI mrupakan organisasi profesi yang mulia karena melayani masyarakat.  Agar tetap dapat berperan, PPNI harus selalu membangun haromonisasi sebagaimana kita melihat bangunan gedung yang indah. Tidak ada bahan bangunan yang menonjolkan diri, kemudian diikat dengan air yang artinya diikat dengan kelembutan,” jelasnya.

Ketua PPNI Pusat Haris Fadilah sehubungan dengan beredarnya vaksin palsu saat ini mengharapkan agar para perawat ikut berpartisipasi dalam menggulanginya.

“Meningkatkan profesionalisme dan pembinaan moral secara kontinyu harus dilakukan. Karena PPNI merupakan organisasi profesi yang melayani masyarakat. Kedepan kita bangun PPNI agar tetap dicintai masyarakat, ” pungkasnya.

Sebagai Ketua DPD PPNI Kabupaten Tuban periode tahun 2016-2021 terpilih Dr. H. Miftahul Munir, S.KM, M.Kes, DIE  PPNI (Persatuan Perawan Nasional Indonesia) merupakan organisasi profesi di bidang kesehatan, profesi yang menitikberatkan pada kemanusiaan.

“Tugasnya adalah bagaimana organisasi profesi ini dikenal, dicintai masyarakat, memberikan pelayanan prima dan bermanfaat bagi masyarakat,” pesannya. (**).

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *