ACEH, Beritalima- Bayak hal yang selama ini menonjol terhadap kerusakan lingkungan hidup di Provinsi Aceh, Hal tersebut disampaiakn Ketua Walhi Aceh, Muhammad Nur, saat Konferensi Pers di Sekretariat WALHI Aceh Jln. Tgk Ma’in, Lorong Chik Mahmud, No. 26, Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa-03-01-2017.
Menurutnya pada tahun 2017 kerugian Aceh akibat kerusakan ekologi mencapai Rp 3 triliun angka ini dikatakan ketika pertemuan Akhirtahun terhadap kinerja Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh.
Kerugian tersebut dengan angka yang sangat sebesar itu diprediksi akan terjadi oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh jika perusakan hutan dan illegal logging, penambangan liar, serta pengalihan fungsi hutan tidak dihentikan oleh pihak berwajib.
Ekologi Aceh di 2017 akan meningkat kerugian, ini yang sangat kita sayangkan, Hingga akhir tahun 2016 berbagai kejadian bencana ekologi masih menjadi masalah serius tanpa usai, ini diakibatkan oleh buruknya tata kelola hutan dan lahan yang berdampak ke aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup secara keseluruhan.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh Muhammad Nur menambahkan, kita melihat secara signifikan dari jumlah kerugian Aceh akibat bencana alam di tahun 2016 mencapai Rp 2,244 Triliun, ini diakibatkan banya terjadi Perambahan hutan yang tidak henti henti.
Kerusakan hutan yang selama ini terjadi menurut Walhi akan munculnya bencana Alam yang sangat parah, seperti yang terjadi di Aceh singkil, Aceh Besar, dan beberapa kabupaten lain yang sudah parah perambahan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pihak Walhi mencatat, pada tahun 2016 total kerugian Aceh yang diakibat bencana alam mencapai Rp 2,244 Triliun atau 15 persen dari APBA Aceh 2016 yang berjumlah Rp12, 874 triliun, dan Rp.375.049.750.000 kerugian Aceh di tahun 2016 disebabkan akibat banjir bandang ini semua akibat illegal logging dan perambahan Hutan oleh Perusahaan perkebunan yang tidak sesuai HGU, Ucapnya,”(Aa79)