Warga Resahkan Keberadaan Loket dan Penarikan Tiket di Candi Sumberawan

  • Whatsapp

Malangkabupaten, Beritalimacom— Warga di kisaran candi Sumberawan, Toyomarto, Singosari, Kabupaten Malang, resah dengan arogansi Perhutani yang menarik biaya masuk ke kawasan candi Sumberawan. Tak hanya warga sekitar beberapa pengunjung juga mengeluhkan biaya tiket masuk sebesar Rp 5 ribu rupiah. Dalam tiket tersebut tertera beberapa rincian wahana wisata candi, yakni Wisata Air Terjun dan Bumi Perkemahan, serta ada pola kemitraan.

Menurut salah satu warga yang enggan namanya dimediakan mengatakan dalam tiket tersebut tertera wisata air terjun namun, di candi Sumberawan tidak ada air terjun tersebut, bahkan.

“Sebenarnya warga pernah mempertanyakan ke pihak perhutani tentang keberadaan loket tersebut,” ungkapnya ditemui beritalimacom, Selasa (11/01).

Menurutnya sebenarnya baru kisaran 7 bulan perhutani mendirikan gardu loket, sebelumnya letak loket teraebut ada di atas, tapi oleh warga gardu loket dibongkar oleh Warga, sebab gardu tersebut berdiri di atas tanah warga bukan milik perhutani.

“Waktu itu wargapun sudah protes ke pihak perhutani, tapi oleh perhutani protes warga malah ditanggapi pihak perhutani dengan mendirikan lagi gardu loket di bawah,” katanya.

Selain itu masih menurut salah satu warga itu, pengunjung juga pernah mengeluh terkait penarikan 2 kali, biaya masuk dan biaya parkir, bahkan mereka sangsi dengan keberadaan loket tersebut yang legal.

“Karena penarik karcis istrinya suyono (Kaur TOT). istri suyono tersebut bukan pegawai perhutani atau dinas terkait yang berwenang,” imbuh warga yang tidak mau di sebutkan namanya.

Saat dikonfirmasi wartawan beritalima di rumah dinas Johan, Kepala Resort Pemangku Hutan (KRPH) Sumberawan  mengatakan bahwa dari awal didirikannya loket tersebut memang belum ada MOU dengan warga, sebab LKDPH yang harusnya mendapat 30% dari hasil penjualan tiket sampai sekarang tidak terbentuk, begitu juga dengan desa punya jatah 2% juga belum menemui titik temu.

“Untuk loket memang masih belum ada titik temu dengan warga, terkait pembagian jatah,” katanya.

Johan menjelaskan pihaknya dalam waktu kurang lebih tujuh bulan sejak berdirinya loket, baru menjual 84 bendel tiket atau 8400 lembar tiket.

Sedangkan dalam catatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) pengunjung yang mengisi buku tamu masuk ke candi Sumberawan dari juni sampai desember 2016 mencapai 13.538, hal itu sungguh ironis, sebab candi Sumberawan terletak di kawasan tanah milik perhutani yang di tarik karcis. (Ham/sn)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *