MALANG, beritalima.com – Terinspirasi kunjungan kerja / Study Banding ke Desa Ponggok Kec.Polan Harjo Kab Klaten pada awal Januari 2017, Perangkat Desa Sanankerto akhirnya membentuk BUMDes.
Mungkin BUMDes Ekowisata Boon Pring, banyak yang bependapat jika terlalu fantastis dalam menargetkan pendapatan. Pasalnya, ekowisata yang terletak di Jalan Kampung Anyar, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menargetkan pendapatan hingga empat milyar rupiah lebih. Target ini, naik dibanding tahun lalu yang mencapai Rp.2,8 miliar.
Kepala Dusun Krajan, yang mewakili Kepala Desa Sanankerto, Djamaludin, menjelaskan, pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari tiket masuk.
“Tiap orang orang dewasa untuk masuk dikenakan tarif Rp.10.000. Kalau anak-anak Rp.5.000.
Pendapatan sisanya berasal dari aneka mainan yang sudah disediakan warga di kawasan wisata Boon Pring,” katanya, Kamis 28 November 2019
Untuk diketahui, Boon Pring memiliki pemandangan yang indah, sejuk, dan pepohonan rindang. Kampung bambu ini berada di wilayah selatan dan berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Malang. Tempat wisata ini selalu ramai setiap libur.
Tak hanya wisatawan lokal, turis mancanegara pun kerap bertandang ke Boon Pring sekadar menikmati suasana alam yang segar dan alami.
“Kalau hari biasa jumlah pengunjung sekitar 500an orang. Kalau weekend bisa seribu orang lebih. Rata-rata wisatawan lokal dan datang secara rombongan,” tambahnya.
Objek wisata Boon Pring, dulunya berupa hutan bambu. Penduduk sekitar memanfaatkannya untuk membuat rumah dan kayu bakar di dapur. Hingga muncul program konservasi dari pemerintah pada 1978, masyarakat kemudian bergotong royong membuat embung yang kini disebut telaga dengan kedalaman 2-3 meter.
Pada tahun 1983 penanaman beragam jenis bambu dimulai sampai berumpun-rumpun sesuai jenis masing-masing. Sebelum bernama Boon Pring, objek wisata ini sebelumnya bernama Sumber Andeman atau Taman Wisata Andeman. Air sungai telaga berasal dari enam mata air, yakni Sumber Adem, Sumber Towo, Sumber Gatel, Sumber Maron, Sumber Krecek, dan Sumber Seger. Sumber Adem dan Sumber Towo menjadi mata air terbesar.
“Di Boon Pring ini ada sebanyak 70 jenis bambu. Kami menargetkan ke depan bisa mencapai lebih dari 100 jenis bambu. Dengan begitu kami bisa memproklamirkan diri sebagai museum bambu,” kata Direktur Utama BUMDes ekowisata Boon Pring, Samsul Arifin. (Red),