Bamsoet: MPR RI Pengatur Cuaca dan Iklim Agar Kehidupan Berbangsa Tetap Teduh

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– MPR RI bakal menjadi pengatur cuaca serta iklim agar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam menghadapi banyak tantangan seperti saat ini tetap teduh, kondusif agar gerak roda penyelenggaraan negara dalam mewujudkan cita-cita tetap stabil, selaras serta seimbang.

Hal itu dikatakan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dalam peringatan 75 tahun MPR RI secara tatap muka dan virtual di Gedung Nusantara IV Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu (29/8).

“MPR RI bakal selalu mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa, dalam menegakkan kedaulatan rakyat dan kehidupan berdemokrasi perlu sikap dan tindakan saling menghormati. Aktivitas kenegaraan harus mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, toleransi, rasa malu, tanggungjawab, menjaga kehormatan dan martabat diri sebagai warga bangsa,” kata politisi senior Partai Golkar ini.

Peringatan HUT Ke-75 MPR RI bertema “75 Tahun MPR Mewujudkan Indonesia Maju” dihadiri secara fisik Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Sjarifuddin Hasan, Sekjen MPR RI, Ma’ruf Cahyono, Pimpinan Fraksi dan Kelompok DPD, Pimpinan Badan Sosialisasi, Badan Pengkajian, Badan Penganggaran dan Komisi Kajian Ketatanegaraan.

Wakil Ketua Partai Golkar yang akrab disapa Bamsoet mengungkapkan bahwa pasca reformasi konstitusi (pasca perubahan UUD 1945), MPR RI memulai lembaran sejarah baru. MPR RI bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara, melainkan lembaga negara yang setara dengan lembaga-lembaga negara lain.

“Namun, berubahnya kedudukan serta wewenang MPR tidak berarti menghilangkan peran penting MPR dalam sistem ketatanegaraan Inodnesia. MPR tetap merupakan lembaga negara, lembaga demokrasi, dan lembaga permusyawaratan yang menjalankan mandat rakyat berdasarkan konstitusi,” jelas dia.

Menurut Bamsoet, pemberian kewenangan tertinggi tersebut sejalan dengan ruh pembentukan lembaga MPR, yakni ruh kedaulatan rakyat, rakyat sebagai pemegang tertinggi kedaulatan. Spirit ini kemudian dituangkan dalam Visi MPR sebagai Rumah Kebangsaan, Pengawal Ideologi Pancasila dan Kedaulatan Rakyat.

“Sebagai rumah kebangsaan, pengawal Pancasila, kedaulatan rakyat, MPR RI merupakan representasi dari daulat rakyat yang menjembatani berbagai aspirasi masyarakat, daerah dengan mengedepankan etika politik kebangsaan, selalu berusaha menciptakan suasana harmonis antar kekuatan sosial politik dan antar kelompok kepentingan untuk mencapai sebesar-besar kemajuan bangsa dan negara.”

MPR RI juga mendapat tugas memasyarakatkan Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika; mengkaji sistem ketatanegaraan, UUD NRI 1945 dan pelaksanaannya dan menyerap aspirasi masyarakat, daerah dan lembaga negara berkaitan dengan pelaksanaan 1945.

Berkaitan dengan sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika), Bamsoet menyebut, nilai-nilai Empat Pilar MPR adalah legasi yang harus dijadikan warisan kebangsaan yang mesti dijaga, dirawat dan dihadirkan dalam setiap ruang publik dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Sebagai bentuk apresiasi dan ungkapan rasa syukur atas warisan kebangsaan itu, rasanya tak salah jika kita memberikan penghargaan kepada almarhum Taufiq Kiemas sebagai ‘Bapak Empat Pilar MPR’ atas jasa beliau dalam membangun paradigma kebangsaan, merajut kebersamaan dalam keberagaman, dan menyatukan visi ke-Indonesiaan kita,” kata Bamsoet.

Dalam bidang kajian sistem ketatanegaraan, lanjut Bamsoet, anggota MPR berkomitmen untuk melaksanakan rekomendasi MPR 2014 – 2019 terkait penataan sistem ketatanegaraan dan perlunya Pokok Pokok Haluan Negara. Harapannya, di akhir masa jabatan nanti, MPR sudah dapat melaksanakan rekomendasi itu agar sistem ketatanegaraan, konstitusi dan pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Dalam kerangka itu, MPR dan alat kelengkapannya terus melaksanakan penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah kepada lembaga-lembaga negara, berbagai kelompok strategis masyarakat, partai politik, maupun organisasi sosial keagamaan melalui kegiatan silaturahim kebangsaan,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait