Bangkit adalah Kunci

  • Whatsapp
Pict: pinterest

beritalima.com | Pandemi Covid-19 yang tidak diketahui kapan berakhirnya dinilai banyak merugikan banyak orang. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah mengeluarkan keputusan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari sejak tanggal 10 April 2020 hingga 23 April 2020. Masa PSBB ini masih bisa diperpanjang mengikuti perkembangan kasus positif Covid-19 yang ada. Pada kenyataannya sampai saat ini masa PSBB masih dilaksanakan karena kenaikan angka positif covid di Jakarta yang terus terjadi.

Sebagai manusia tentunya kita membutuhkan makan untuk dapat melanjutkan hidup. Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi keadaan ekonomi masyarakat banyak. Hal ini dirasakan langsung oleh Ibnu, ia adalah seorang mahasiswa semester 6 salah satu universitas negeri di Jakarta. Ia berkata saat ini kondisi ekonominya tidak stabil.

Ibnu tinggal di rumah yang cukup sederhana bersama kakak, adik dan kedua orang tuanya. Untuk sehari hari keluarga Ibnu dibiayai oleh sang kakak, kedua orang tuanya tidak lagi sanggup bekerja karena sudah berusia lanjut. Adik Ibnu saat ini masih duduk di bangku SMA kelas 11.
Di tengah Covid-19 ujian datang menghampiri keluarga Ibnu. Dimulai dari tidak bisa lagi jualan suvenir untuk wisuda di depan kampus hingga kakak Ibnu terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Biasanya saat pertengahan tahun dan akhir tahun ketika musim wisuda datang, Ibnu dan adiknya menjual suvenir seperti buket yang berisi bunga, coklat, boneka atau foto di depan Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat. Kegiatan menjual suvenir ini sudah dilakukan selama 2 tahun terakhir. Barang yang dijual dibuat langsung oleh Ibnu dan adiknya.

Walaupun tidak setiap bulan atau setiap hari berjualan, tetapi keuntungan yang didapat dari menjual suvenir lumayan untuk bantu bantu di rumah. Akbibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, Ibnu dan adiknya tidak bisa berjualan suvenir saat ini karena banyak kampus yang masih libur, wisuda maupun sidang pun dilakukan secara online.

Cobaan hidup lain yang paling membuat Ibnu sedih yaitu kakak Ibnu yang merupakan tulang punggung keluarga terpaksa harus terkena PHK. Hal ini karena dampak Covid-19 yang membuat perusahaan tempat kakaknya bekerja harus melakukan pengurangan jumlah karyawan dengan angka yang cukup besar.

Hal tersebut membuat Ibnu dan keluarga terpuruk. Namun hidup harus tetap berjalan, Ibnu dan keluarganya memutar otak bagaimana caranya menghasilkan uang disaat banyak perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya.

Rasa semangat dan tidak putus asa dimiliki Ibnu sejak kecil. Akhirnya Ibnu menyarankan kepada kakak dan adiknya untuk beralih menjual takjil selama bulan Ramadhan di depan rumahnya. Mereka menjual es buah, aneka gorengan dan bihun.

Rencana untuk berjualan takjil sudah dilakukan sejak hari pertama puasa. Usaha tidak selalu berjalan dengan mulus, terkadang takjil yang dijual sudah habis terjual sebelum magrib, namun terkadang juga masih tersisa beberapa. Walaupun demikian Ibnu tetap semangat dalam usaha yang sedang dijalankannya. Tidak ada salahnya untuk terus mencoba hal baru yang menguntungkan dan positif. Dengan adanya pandemi ini bukan berarti kita harus berhenti ditengah jalan melainkan membuka pikiran kita bagaiman caranya agar bangkit dari keterpurukan yang menimpa.

(Zahra Azria/Politeknik Negeri Jakarta)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait