Suara dari Anak Sulung

  • Whatsapp
Sumber Foto: Instagram.com/vskafandre

Sumber Foto: Instagram.com/vskafandre

beritalima.com | Menjadi anak sulung merupakan anugerah sekaligus tuntunan. Kami lahir dari orang tua yang sangat menginginkan anak untuk pertama kali. Seluruh perhatian dan kasih sayang terfokus kepada kami. Namun, peran yang harus kami mainkan tidak semudah yang dibayangkan.

Anak sulung merupakan percobaan bagi orang tua. Ayah dan Ibu tidak pernah menjadi orang tua sebelum kami lahir. Minimnya pengalaman sebagai orang tua, membuat mereka mencoba berbagai cara untuk mendidik kami.

Saat adik datang, perhatian penuh orang tua berubah. Sering kali kami dituntut untuk mengalah kepada adik. Hal yang membuat jengkel, ketika adik yang berbuat salah, anak sulung lah yang tetap disalahkan. Kami dianggap paling dewasa sehingga seharusnya mengerti keadaan. Mereka tak tahu jika sebenarnya kami juga butuh perhatian.

Menjadi anak sulung harus siap mengemban tanggung jawab. Menjaga adik, membersihkan rumah, dan kegiatan rumah tangga lainnya menjadi tanggung jawab kami. Tak jarang kami disalahkan. Apalagi jika adik ketahuan menangis ketika bersama kami. Ceramah pun keluar dari mulut orang tua yang menganggap kami tidak benar mengurus adik.

Anak sulung bahunya harus sekuat baja karena menjadi pondasi di dalam keluarga. Kami harus berpikir jauh. Misalnya ketika orang tua sakit-sakitan, kami harus mulai berpikir cara menjadi tulang punggung keluarga. Kami juga harus memikirkan kelanjutan hidup adik-adik ketika orang tua sudah tidak ada. Harapan penuh orang tua berada di pundak kami.

Akibat banyaknya tuntunan, kami sering merasa lelah. Sering kali kami diam-diam menangis merasa tak berguna karena gagal menjadi anak yang diharapkan orang tua. Tidak ada tempat berbagi perasaan dan emosi yang kami rasakan, semua hanya dipendam sendiri. Kami dianggap bisa melewati berbagai masalah hidup sendiri.

(Amalia Amriati Fajri/Politeknik Negeri Jakarta)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait