SIDOARJO, beritalima.com – Setelah melewati test yang cukup ketat, 70 atlit berbakat se-Jawa Timur telah diterima Sekolah Menengah Atas Negeri Olah Raga (SMANOR) Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim tahun ajaran 2016/2017. Mereka mengungguli sekitar 300 atlit lain yang daftar/ingin meningkatkan prestasi di sekolah yang berlokasi di Buduran, Sidoarjo, Jatim ini.
Ke-70 bibit unggul tersebut merupakan atlit cabang olahraga (cabor) atletik, judo, gulat, renang, selam, pencak silat, sepak takraw, karate, panjat tebing, voli pantai, sepatu roda, tenis dan anggar. Dua tersebut terakhir merupakan cabor baru di SMANOR.
Untuk atletik, mereka yang lulus adalah Candra Kartika Ramdani, Veronica Julian Andarista, Faris Wahyu Iswanto, Vivi Allmahi Diana Rizki, Lutfi Dwi Agus Susanto, M Syahdul Aidin, Dewa Radika SYA, Zainul Farid Mustofa, Mila Karmila, dan Sevia Eka Yulinar.
Gulat; Syahril Anam, Candra Marimar, Ayub Bagus Septiawan, Rena Aulia Deri, Dieva Puja Ayu A, Bagus Maulana AP, M Joko Slamet, dan Alfian Rozag.
Judo, yakni M Wahyu Novianto, M Aldimas Syahroni, Nadhifa Aprilia Z, Nur Alif Berliani, Cindy Noviandini, dan Yoga Juli Arifianto.
Kemudian karate, Arie Akbar R, Vinaya Avalokitna, Timothy Octa RK, Nurmala Erliyawati, dan Hubaib Abdulrahman Al Anshori.
Panjat tebing; Eko Yoga AS, Firdaus Aldhi Firmansyah, dan Terissa Preity Witama. Pencak silat; M Fiqkrih Yandika, Caldiano Dwi Febrianto, Juliat Subekti, Rifqi Rifaldo M, dan Frida Dwi Oftiani.
Renang; Fernando Ryzki Pratama, Radar Wijaya, dan Fahri Nova Ferdiansyah. Selam; Artika Inka Amana, Ismail Yuan D, A Fiqru Siech, Denata Novenda Afgenesya, Zahwa Safa Huda, dan Fadhil Rizky.
Sepak Takraw; Haqi Fadli, A Zaki Sajidi B, M Rizal Firmansyah, Bima Sabda Nugraha, Hendrik Ibnu Pratama, Ruri Hanifatun Nissa, Gabrilla Jessica Pongbura, Nurit Dian I, dan A Rahman Azzam.
Voli Pantai; Danang Herlambang, Bintang Akbar, Shafira Azekya SN, Dyas Aqiatul Izza, Aurelliya Salsabila. Sepatu Roda; Aulia Fitra Nirmala, Ramadhan Dafa S, M Alif Firdaus S, dan Lila Safira.
Anggar; Dwi Aprilia S, Naufal Tri D Ardiansyah, dan Raditya Bagus Shidiq. Dan Tenis Meja; Trianing Novita RN, M Bobby Irawan, dan M Bayu Pamungkas.
Akan tetapi, dari 70 bibit unggul tersebut, menurut Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) SMANOR Jatim, Drs Zainal Arifin M.Pd, 7 di antaranya lulus dengan catatan bila test kesehatannya memenuhi syarat, dan 7 lainnya lagi bila hasil test psikologinya berhasil.
“Kami masih menunggu hasil test kesehatan dan psikologi ke-14 calon siswa ini. Untuk test fisik umum maupun test khusus kemampuan olahraganya mereka sudah lulus seperti ke-56 atlit lainnya,” kata Zainal di kantornya, Kamis (21/7/2016).
Zainal menegaskan, seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka yang lulus Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMANOR Jatim tahun ini benar-benar atlit berbakat, yang telah melewati test dan seleksi ketat.
Diawali dengan pendaftaran, yang diprioritaskan bagi yang berprestasi di 13 cabor itu dengan melampirkan piagam/sertifikat kejuaraan yang pernah diikuti.
Namun demikian, kendati para pendaftar telah memiliki prestasi, untuk diterima/lulus harus melalui test fisik umum, test fisik khusus (kemampuan bidang olahraganya), test kesehatan, dan test psikologis.
“Semua yang ditestkan itu nilainya harus baik dan terbaik. Kami memberlakukan semua itu karena yang kami cari bibit unggul untuk kami tingkatkan prestasi olahraganya,” tandas Zainal.
Lebih dari itu, tambah Zainal, dari 70 bibit unggul yang sudah terjaring itu tak satu pun yang ‘titipan’. “Semuanya melalui tahapan-tahapan dan penilaian masing-masing ahli yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Diungkapkan, memang ada pihak-pihak yang berusaha ‘titip’ ke dirinya, namun dia tolak dengan berbagai penjelasan yang sebenarnya. Sikap tegas itu merupakan komitmen untuk mencetak atlit berprestasi di tingkat regional, nasional dan bahkan internasional. Sebab, “Kalau SMANOR sudah ada titipan, itulah awal kehancuran,” ucapnya serius.
Zainal juga mengemukakan, di SMANOR Jatim ini juga berlaku sistem degradasi. Artinya, jika di tengah jalan siswa/atlit SMANOR sudah tidak mampu berprestasi dalam kejuaraan, maka harus keluar atau kehilangan hak atlit, di antaranya seragam, makan, dan mengikuti try out.
“Kalau sudah tidak berprestasi mereka harus keluar. Atau, mereka tetap boleh melanjutkan akademinya di SMANOR, boleh tetap tinggal di asrama ini bila ada yang kosong, tapi tidak dapat seragam dan makan,” terangnya.
Menurut Zainal, semua komitmen tersebut juga mendapat dukungan kuat Kepala Diknas Provinsi Jatim, Dr Saiful Rachman MM M.Pd. Menurutnya, atas sikapnya itu, Kepala Diknas mengatakan, “Itu yang harus dipertahankan.” (Ganefo)