Bupati Madiun Hadiri Diseminasi Program OPD Dengan Media

  • Whatsapp
H. Ahmad Dawami.

MADIUN, beritalima.com- Bupati Madiun, Jawa Timur, menghadiri acara Diseminasi Program Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dengan Media Massa, yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Madiun, di sebuah rumah makan, Jumat 7 Desember 2018.

Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami Ragil Saputro, mengatakan, program, kalaupun yang memikirkan sangat pandai, tanpa ada kebersamaan tidak akan sempurna. Karena itu, perlu mewujudkan kebersamaan.

“Saya baru dua bulan jadi bupati. Kepemimpinan, ada masanya sendiri, ada gaya kepemimpinan sendiri. Jadi tidak bisa disamakan. Tidak patut untuk dibandingkan. Karena mengambil kebijakan itu, yang terbaik pada saat masanya. Penilaian terakhir, nanti ditakutkan hasilnya seperti apa. Kadangkala ini yang sulit diterima. Karena itu, sering saya sampaikan tentang visi kita. Yakni aman, mandiri, sejahtera dan beraklak,” kata H. Ahmad Dawami.

Menurutnya lagi, visi misi tersebut, akan terus disosialisakan karena sudah merupakan kesepakatan bersama. “Bahwa pembangunan lima tahun ke depan di Kabupaten Madiun memakai payung itu. Yang bisa membuat tercapainya visi misi, bukan saya sendiri, bukan OPD. Sepandai-pandai bupati, tanpa adanya kebersamaan, sulit. Karena itu, seluruh elemen mempunyai tanggungjawab yang sama untuk mensukseskan sesuatu yang sudah disepakati menjadi tujuan kita,” sambungnya.

Kalaupun kepala daerah lain punya proram seratus hari harus mengerjakan sesuatu, lanjutnya, ia mengaku bingung memaknai kalimat tersebut. Alasannya, program sudah direncanakan dengan baik dan matang. Itupun masih ada yang hasilnya kurang memuaskan atau tidak tepat sasaran. Padahal pada saat planing, ada kajian dan analisa. Hingga pelaksanaan dikawal.

“Sampai evaluasi juga. Dipublikasikan sudah bagus. Ternyata realitanya, masih ada yang kurang. Saya bingung, ketika harus memaksakan diri untuk membuat program seratus hari kerja. Saya takutnya, anggaran negara nanti sia-sia. Maka dari itu, saya taktis saja. Seluruhnya yang perlu diperbaiki, perbaiki. Yang perlu dilanjutkan, dilanjutkan. Karena apa, sesuatu yang perlu dilanjutkan pasti sesuatu yang baik,” paparnya.

H. Ahmad Dawami (kiri) Sawung Rehtomo (kanan).

Perbaikan, imbuhnya, harus dimulai dari sistem hingga integritas dan harus berjalan bersama. “SOTK baru seperti apa, integritasnya seperti apa. Kita lakukan pembenahan internal birokrasi. Baik itu mental dan lainnya. Hingga seluruh kepala OPD secara berkelanjutan, kita lakukan Diklat di marinir. Kemudian menanamkan birokrasi Pancasila hingga mengundang pak Profesor Mahfud MD. Itu bagian pembenahan integritas. Karena untuk mensukseskan pembangunan lima tahun ke depan, perlu landasan yang kuat,” tuturnya.

Tujuan lain yakni meningkatkan elektabilitas birokrasi dan kepercayaan masyarakat. Karena menurutnya, elektabilitas birokrasi harus naik. Kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi harus naik. Karena, ketika elektabilitas terhadap birokrasi rendah, meskipun hasil kerja baik, maka akan muncul stigma kurang bagus di masyarakat.

Sementara itu terkait icon Kabupaten Madiun sebagai “Kampung Pesilat”, menurutnya, itu merupakan disposisinya. “Seluruhnya bicara Kampung Pesilat bisa untuk destinasi wisata, saya ikuti. Padahal sebenarnya ada yang lebih dari sekedar destinasi wisata yang ingin saya raih dulu. Destinasi wisata itu belakangan, bukan di depan. Yang utama, kesadaran masyarakat kita itu sepakat mendeklarasikan diri dan mentasbihkan diri sebagai Kampung Pesilat. Artinya, kalau sudah jadi kampung pesilat, tidak boleh lagi ada perkelahian. Itu harus disosialisasikan ke bawah. Biar semangat kerukunan tidak melihat baju. Itu yang penting,” tegasnya.

Selain bupati, dalam acara yang dimoderatori Kepala Dinas Kominfo, Sawung Rehtomo, ada empat narasumber dalam acara ini. Yakni dari Dinas Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun.

Kepala Bapenda Kabupaten Madiun, Indra Setiawan, menjelaskan, terkait capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD), hingga 30 November telah mencapai Rp.172,3 milyar atau 85,42 persen dari target sebesar Rp.201,7 milyar.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, dr Sulistyo Widyantoro, mengatakan, angka stunting (kurang asupan gizi pada anak yang cukup lama), hanya 20,1 persen. Angka ini, termasuk kecil karena terbawah nomor 7 untuk seluruh Jawa Timur.

Sementara itu terkait pertaniaan, Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Madiun, Sumanto, menjelaskan, dalam musim tanam kali ini, tidak ada yang perlu dikwatirkan. Karena ketersediakan bibit dan pupuk, telah tercukupi.

Terkait musim hujan, Supriyanto, dari BPBD Kabupaten Madiun, menghimbau kepada masyarakat yang daerahnya rawan longsor, agar berhati-hati. Terutama beberapa desa di Kecamatan Dagangan, Kare dan Wungu. (Dibyo).

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *