Ekonom UNAIR Sebut Merger Pelindo Bawa Dampak Efisiensi Bisnis dan Kemungkinan Monopoli

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Rencana penggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I hingga IV telah diumumkan oleh Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Erick Thohir selaku Menteri BUMN akan meresmikan merger keempat perusahaan pelat merah di sektor pelabuhan tersebut pada 1 Oktober mendatang.

Keputusan tersebut disebutkan Dr. Nurul Istifadah SE., M.Si., pakar ekonomi pembangunan asal Fakultas Ekonomi Bisnis(FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) dapat membawa dampak baik terhadap efisiensi bisnis, namun juga dapat menimbulkan konsekuensi persaingan yang tidak sehat.

Pertama, Nurul menyebutkan merger Pelindo menjadi sebuah harapan baik bagi efisiensi bisnis di perusahaan sektor jasa kepelabuhan tersebut.

“Yang diharapkan adalah, keempat perusahaan tadi bisa jadi satu fokus pada strategi yang sama. Selain itu ada hal yang bisa disatukan dan resource sharing, menyebabkan timbulnya efisiensi dan penghematan biaya,” sebut dosen departemen Ilmu Ekonomi UNAIR tersebut.

Dengan menyatunya empat perusahaan menjadi satu, artinya juga keempatnya akan memiliki satu struktur kepemimpinan.

“Kalau selama ini, kebijakan yang diambil dalam proses operasional berbeda, setelah merger nantinya akan memiliki satu hirarki kepemimpinan yang sama, menyebabkan kebijakan yang diambil berfokus pada strategi yang sama pula,” tanggapnya.

Yang kedua, Nurul menyebutkan, setelah merger, Pelindo akan menjadi satu perusahaan besar yang menguasai market share yang besar. Mengingat hal itu, bukan tidak mungkin perusahaan yang tergabung dalam BUMN ini mampu mendominasi dan mengakibatkan persaingan yang kurang sehat di bidang jasa kepelabuhanan.

Dalam posisi sebagai perusahaan dominan yang secara teori menjadi price maker, tentu dibutuhkan sebuah kontrol untuk meredam kemungkinan penentuan harga yang tidak diharapkan.

“Yang perlu diperhatikan nanti setelah merger, adalah bagaimana kontrol terhadap penetapan tarif oleh Pelindo dalam kondisi tingkat konsentrasi pasar yang tinggi, dan relatif tidak ada pesaing,” jelasnya.

Terakhir, akademisi UNAIR tersebut menyampaikan bahwa tak hanya sampai merger saja, PT Pelindo juga masih memiliki tugas soal proses operasional yang akan berimbas PR untuk menyatukan dan menyamakan standarisasi pelayanan, efektivitas sumber daya, dan juga peningkatan kecepatan operasional untuk mencapai efisiensi yang baik,” tutupnya. (Yul)

Caption Foto: Pakar ekonomi pembangunan asal Fakultas Ekonomi Bisnis(FEB) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Nurul Istifadah SE., M.Si.,

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait