IMI Organisasi Miliki AD/ART Merujuk Empat Pilar, Bamsoet Ajak IMI Jadi Duta Empat Pilar

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengapresiasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) karena merupakan satu-satunya organisasi yang memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)-nya secara eksplisit merujuk Empat Pilar MPR RI.

Hal tersebut ungkap wakil rakyat dari Dapil VII Provinsi Jawa Tengah ini, menunjukan besarnya komitmen IMI terhadap nilai-nilai kebangsaan yang mengedepankan prinsip gotong royong dan menjunjung tinggi jiwa dan semangat nasionalisme.

“Karena rasa cintanya terhadap Indonesia itulah, IMI menyusun buku dan video Panduan Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok yang bisa menjadi rujukan bagi para pengendara sepeda motor,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Bersama IMI di Gedung Nusantara IV Komplek Parlemen Senayan, Jakarta akhir pekan ini.

Mengingat membangun budaya tertib dan patuh terhadap peraturan di jalan raya sebagai kunci keselamatan berlalu lintas, kata Bamsoet, bukanlah perkara mudah. “Namun, dengan dukungan seluruh stakeholders dan semangat brotherhood dalam setiap diri anggota komunitas otomotif, saya yakin hal tersebut bukan hal yang mustahil untuk kita wujudkan bersama,” ujar Bamsoet.

Turut hadir antara lain Ketua Umum IMI 2016-2020 Sadikin Aksa, Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Nanan Soekarna, Kepala Pusat Pendidikan Lalu Lintas Polri, Kombes Pol Djoni Hendra serta ratusan anggota komunitas otomotif.

Bamsoet yang digadang-gadang bakal memimpin untuk periode empat tahun ke depan itu IMI memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah sepeda motor di tanah air hingga penghujung 2018 lalu mencapai 137,7 juta unit. Menurut catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), pada tahun lalu ada 6,05 juta unit sepeda motor terjual ke konsumen. Secara keseluruhan, per tahun 2019 jumlah sepeda motor di Indonesia yang beredar mencapai sekitar 143,75 juta unit.

“Konsekuensi logisnya, mayoritas pengguna jalan raya dikuasai pengendara sepeda motor. Sepeda motor menjadi mayoritas pengguna jalan raya dengan volume sekitar 87,3 persen. Sedangkan 12,7 persen adalah pengguna mobil pribadi, mobil penumpang, dan mobil angkutan barang,” papar Bamsoet.

Politisi senior Partai Golkar ini menegaskan, kondisi itu perlu menjadi perhatian serius, karena rata-rata pertumbuhan jalan di Indonesia setiap tahunnya hanya sebesar 1,45 persen. Ketimpangan laju pertumbuhan jalan yang tidak berbanding lurus dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor harus disikapi oleh setiap pengguna jalan dengan lebih bijaksana.

“Perlu dipertegas komitmen dan kesadaran, jalan raya adalah fasilitas umum dan milik bersama sehingga perlu dibangun suasana nyaman, aman dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan lalu lintas. Menurut data Korlantas Polri, selama pelaksanaan operasi patuh periode 23 Juli- 5 Agustus lalu, terjadi pelanggaran lalu lintas lebih dari 548 ribu kasus, dan kecelakaan lalu lintas 2.388 kejadian,” tutur Bamsoet.

Mantan Ketua DPR RI ini menjelaskan, meskipun angka ini turun dari periode tahun 2019, tetapi terjadi peningkatan pada aspek fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas, terutama para pengendara motor. Lebih memprihatinkan, sebagian besar korban adalah kelompok usia produktif umur 15–35 tahun.

“Tingginya angka kecelakaan pengendara motor tIDak hanya disebabkan meningkatnya jumlah pengguna motor di jalan raya, tetapi juga karena sikap berkendara yang tidak mengutamakan aspek keselamatan. Hal itu tak hanya oleh pengendara motor individu, tetapi juga pengendara motor berkelompok yang melakukan touring bersama,” jelas Bamsoet.

Diterangkan, banyaknya klub dan komunitas otomotif di satu sisi menggembirakan. Karena banyak aktivitas mereka yang dibarengi berbagai kegiatan positif, seperti aksi solidaritas sosial kemanusiaan. Kehadiran mereka juga turut menggerakkan sektor perekonomian, khususnya pariwisata, melalui kunjungan ke berbagai destinasi wisata yang selanjutnya mereka ‘promosikan’ melalui berbagai media sosial.

“Namun disisi lain, masih banyak komunitas otomotif yang belum memahami tata cara berkendara berkelompok yang baik dan benar, sehingga memunculkan kritik dari masyarakat pengguna jalan lainnya. Karena itu, hadirnya buku dan video Panduan Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok yang dibuat IMI, perlu disebarluaskan kepada ratusan juta pengendara motor di seluruh Indonesia,” demikian Bambang Soesatyo. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait