Jalan – Jalan ke Holland Bersama Dewi Helsper & Simbok

  • Whatsapp
Dewi Helsper

Bagian I

Penulis Dewi Helsper
Warga Indonesia yang tinggal di Belandadan Thailand
Penggiat Gerakan Indonesia Anti Narkotika (GIAN)

HOI, GOEDE MORGEN…ku ucapkan salam dalam bahasa Belanda, artinya : Hallo selamat Pagi. Hoe gaat het met jou?Bagaimana kabarmu?

Alles goed? Semua baik?. Hmm,ya karena ini bukan ruang pelajaran bahasa Belanda aku hentikan saja, hehe.
Sebab room atau kamar ini di peruntukkan untuk acara traveling. But wait! Aku tadi sebut kata kamar, hmm ternyata itu bahasa Belanda lho,
mereka bilangnya Kamer.

Just info, ternyata dalam words bahasa Indonesia kita memakai banyak sekali bahasa Belanda. Seperti kata : Asbak, Koelkast, Ide, Resico, Klop, Klaar, Makelar, Peron, Spoor, Kartjes ( baca: Karcis), Parkeren ( baca: Parkir) , Cadeau (baca: Kado). Banyak sekali!. Tentu, karena kita Belanda dan Indonesia, pernah punya hubungan di Masa lalu, 350 tahun lalu. Walau begitu bahasa Belanda sangat sulit. Ia merupakan salah satu bahasa yang tersulit di dunia. Tapi jika memang ada niat, pasti bisa.

Upps! Tuh akan ngomongin bahasa sampai lupa acara jalan-jalan. Ku mulai saja.
Saat sampai di bandara Schiphol kembali, aku melangkah keluar menuju taxi yang sudah di pesan jauh sebelumnya. Keluar dari bandara, kami harus sudah akrab dengan udara dingin yang menyambut kedatangan kami setiba di Holland. Hawa segarnya masuk ke ruang-ruang
paru-paru ku. Mak nyess!! Segarnya, oh dinginnya!

Anyway, sudah hampir dua tahun ini aku wara-wiri Holland & Thailand.
Visa yang ku gunakan adalah Visa Schangen, yaitu berlaku 90 hari bisa tinggal di Belanda. Tulisanku yang pertama mengajakteman-teman jalanjalan ke Thailand. Dan sekarang seperti janjiku akan ku ajak kalian “Jalanjalan ke Holland.”

Banyak teman-teman bertanya, “Gue pengen tinggal di Holland dong gimana caranya?” Memang, untuk tinggal di Belanda atau tempattempat lain di Eropa lumayan sulit teman-teman. Selain paspor kita musti punya VISA. Visa sebagai penjamin kalau kemungkinankita ada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan keadaan kita di Belanda.

Katakanlah, Visa ini sebagai sponsor kita. Dari pihak Sponsor juga harus jelas pekerjaannya, karena pihak atau negara yang dituju nanti tidak mau menanggung, apabila terjadi hal-hal yang nanti kitaalami. Parahnya kalau mungkin sakit. Untuk masuk ke rumah sakit tidak mudah seperti di Asia.

Pendek kata, Everything has rules.
Suatu misal kedapatan ternyata kita kerja. Wow!! Ini jelas melanggar peraturan, hukumannya bisa masuk penjara. Pemerintah mereka nggak mau kita luntang lantung nggak jelas, mengingat semua pake euro. Sebelum dapat Visa, intinya dari pihak kita dan penjamin punya kewajiban-kewajiban ataupun syarat yang harusditaati. Jadi nggak mudah ya. Jika kunjungan kita untuk wisata tidak lebih dari satu bulan kalian bisa datang. Mungkin ada teman-teman yang belum bisa ke Holland. Yuuk, ku ajak “ Jalan-jalan ke Holland.”

Teman-teman pasti tau tentang Amsterdam. Kota terbesar sekaligus Ibukota Negeri Belanda. Namanya Ibukota pasti sibuk ramai, padat, bising plus embel-embel blah-blah-blah. Meski sibuk, namun masih tetap bisa di nikmati atmosfernya. Kepadatan di Amsterdam kita masih bisa enjoy, bisa jalan-jalan, bisa lihat-lihat, bisa santai. Intinya, bisa di
nikmati. Selain bus/ trem ataupun fasilitas umum sangat nyaman sekali.

Warga Belanda sekaligus kami yang bukan orang Belanda harus terbiasa jalan kaki. Pertama datang ke Holland, aku sangat penasaran dengan Amterdam, kemudian mencoba jalan kaki di seputaran kota, sangat menyenangkan. “Heel mooi !!” bahasa Belandanya.

Beberapa waktu kemudian kami datang lagi, membawa sepeda onthel dibawa ke dalam mobil. Oya, di Belanda kita nggak bisa parkir mobil sembarangan, termasuk nggak bisa ngebut sembarangan. Jika melanggar, dendanya nggak main-main! Nggak bisa ditawar. Tidakada polisi di jalanjalan tapi, uups camera di mana-mana. Kalau mobil kena jepret camera, besoknya jangan khawatir, kita dapat tiket dan harus bayar denda di Bank. Kalau nggak mau bayar gimana? Oh itu, nah baru di jemput sama pak Polisi. Dan di tanya, mau bayar dendanya, atau SIM ditahan artinya nggak bisa keluar dengan mobil atau masuk sel? Kalian juga pasti nggak bisa senyum lagi kalau kondisi sudah begini. Waktu itu kita salah parkir kena denda 61 euro, artinya sekitar Rp 884.500 . Pernah juga salah putar jalan dua kali, besoknya dapat tiket harus bayar 250 euro, sekitar rp 3.625.00 ini yang menyebabkan warga Belanda nggak bisa hidup seenaknya di jalan. Mereka patuh hukum kalau nggak mau duit mereka habis kena tilang ☺. Sekilas tentang tata tertib berlalu lintas.

Kembali ke cerita tadi, mulailah kami bersepeda ria di sekitar Amsterdam. Tapi rupanya tidak begitu menyenangkan dibanding dengan berjalan kaki. Gimana ya, pasti beda. Ternyata lebih enak jalan kaki.

Pemandangan dengan sepeda othel adalah hal biasa di Negeri ini. Bahkan pengguna motor bisa di hitung pakai jari. Kenapa? Aku kasih tau ya, di Belanda udara sangat extrim. Daripada mereka membeli motor, lebih baik mempunyai mobil. Mengingat pajak motor hampir sama
dengan pajak mobil. Mungkin, memang di buat seperti itu agar masyarakat di sana berpikir sepuluh kali untuk punya motor. Selain itu mengurangi polusi. Ide yang sangat brilliant! Selain bersepeda baik untuk kesehatan, apa mau di kata – aku pun pengguna sepeda Onthel sejati.

Daripada jalan, susah angkutan, taxi mahal lebih baik mengothel saja.
Mau tidak mau jadi sehat, juga. Kring-kring! Aku mau lewat… di hati kamuuuuuu!! 😀
Banyak orang yang terkagum-kagum dengan Negeri ini. Ada apa sih di sini?

Ternyata, Belanda mempunyai tata kota yang teratur, tidak ada pagar pembatas antar rumah, semua tertata rapi. Bangunan yang unik dan kokoh. Melihat rumah-rumah di sini seperti rumah-rumah di negeri dongeng. Bukankah orang-orang Belanda terkenal dengan bangunanbangunannya. Seperti yang aku ulas, banyak masyarakat menggunakan sepeda walaupun sebenarnya mereka mampu membeli motor. Saat ini para ahli di Belanda telah menciptakan sepeda listrik energi surya yang disebut Dutch Solar Cycle atau S-Bike (Solar Bike). Pada kedua roda sepeda listrik ini diletakkan sejumlah panel yang dapat menyerap panas matahari sebagai sumber tenaga baterai penggerak sepeda listrik, saat
kita mengayuh pedal terbentuk tenaga yang menghasilkan energi yang dibutuhkan selain energy yang diserap dari matahari. Tapi jangan tanya harganya sepeda di sini, bilang wow saja deh hehe. Sepeda onthel yang aku pakai, tidak pakai listrik. Harga 500 euro, itu baru. Kalau second relatif. Aku belum sempat tanya harga sepeda listrik berapa, karena aku
sudah nyaman dengan sepeda Othel yang ku kayuh dengan kaki ku.

Sedangkan S-Bike mempunyai bodi ringan sehingga tidak membutuhkan banyak tenaga untuk memutar pedal. Terpikir punya S-Bike tapi nanti kalau aku sudah sangat tua dan tidak kuat mengayuh lagi.

Di Amsterdam banyak hal yang bisa kita nikmati. Melihat kanalkanal yang sangat bersih, berikut boat-boat kecil lalu lalang di sana, ataupun boat-boat yang bersandar. Bisa juga kita ikut tour dengan menyewa boat lumayan besar yang di sediakan untuk para turis. No worry ada guide yang kita bisa dengarkan, ia bercerita tentang sejarah
Kota Belanda, Amsterdam dan kanal-kanal yang kita tuju. Yang penting kita bisa berbahasa Inggris, hiks -tentunya. Tour ini sangat menyenangkan. Selain musim Summer, harus pakai jaket yang super tebal. Kalau aku sih topi, sarung tangan, celana dobel 2, baju rangkap itupun masih dengan jaket and t syal yang melilit di lehar. Hmm,
begitulah. Maklum kita dari Negeri matahari ketika masuk ke negeri Kincir angin takut masuk angin, hikz lagi.

Kalau waktu Summer yang pakaian nggak perlu seperti yang ku bilang tadi.
Kita intip dulu tentang Amsterdam. Nama kota ini berasal dari kata Amstelredamme, asal usul kota ini yaitu sebuah bendungan di sungai Amstel. Dulunya dihuni sebagai desa nelayan kecil pada akhir abad ke-12.

Amterdam menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia selama masa Kejayaan Belanda. Akibat pengembangan perdagangan yang inovatif. Pada waktu itu, kota ini merupakan pusat keuangan dan permata terdepan. Ada yang nanya nggak, Dewi Helsper tinggal dimana? Nah
kalau ini nggak usah di bahas ya. Aku mau cerita tentang Amsterdam saja.

Apa saja di Amsterdam? Di sini terdapat Bursa SahamAmsterdam, bursa saham tertua di dunia, yang terletak di pusat kota. Tempat-tempat wisata utama Amsterdam, termasuk kanal-kanal bersejarahnya, Rijksmuseum, Van Gogh Museum, Stedelijk Museum, Hermitage Amsterdam, Anne Frank House, Amsterdam Museum, Distrik lampu merah, dan Kedai kopi Cannabisnya, menarik lebih dari 3,66 juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya. Amazing! Kebayang nggak
kalau satu cangkir kopi di Belanda antara 3 – 5 euro, so berapa keuntungan pemilik kedai kopi itu ya?

Tapi, jangan dulu menghitung keuntungan para pembisnis di Belanda. Mengintip kehidupan gaya hidup di Belanda sepertinya memang kelihatannya gimana gitu. Negara mapan, masyarakat yang sejahtera, lingkungan yang rapi dan teratur. Upps!! Jangan lupa bahwa Negara ini
mempunyai aturan yang ketat. Ibarat kalau kita jalan saja musti di atur.

Kalau kamu bisa hidup dengan aturan, bangus sekali tinggal di Belanda haha….
Jika tidak siap dengan aturan, hmmm sulit teman. Sebab untuk bisa kesini atau pun tinggal sulit sekali. Apalagi hidup nggak teratur…. Ja, wel….Niet goed. Yang ada hidup akan tersiksa dengan aturan.

Kembali pada pembicaraanku semula, di Belanda pajak pembisnis sangat besar! Jangankan pembisnis, setiap warga Belanda ataupun pendatang yang menetap dan bekerja di Belanda setiap bulan gaji mereka akan di potong langsung! Setiap warga di kenakan pajak 30 – 51 %.
Pendek kata, makin besar pendapatan anda makin besar potongannya.

Makin tinggi jabatan anda, makin tinggi juga potongannya. Uh lala Beibe! Jika sudah namanya peraturan tidak ada negosiasi, pemerintah mengambil langsung dari gaji mereka di Bank. Nah, di sini pemerintah dan Bank punya kerja sama, akan ketahuan siapa saja yang punya uang di bank kebanyakan, maka langsung diambil dari tabungan mereka. Nggak perlu permisi lagi. Sebab pemerintah sudah menentukankan standart minimal ketentuan keuangan yang bisa mereka simpan.Jadi yang nggak mau ketahuan gimana, hmm biar mereka pikirkan sendiri caranya.
Tergelitik nggak hati kita tanya untuk apa sih uang pendapatan masyarakat di sana di potong pajak sebesar itu. Nah, uang-uang itu untuk masa Pensiun (inget, Pensioen juga bahasa Belanda). Maka saat menjelang tua nanti, otomatis mereka akan mendapatkan pensiun, tidak
merepotkan anak-anak. Itu sudah termasuk nanti mereka sakit mendapatkan asuransi kesehatan langsung. Dari uang potongan itu termasuk asuransi kuburan, pajak jalan, pajak mobil, pajak anjing, asuransi jiwa, abonnement OV chipkaart, termasuk uang itu untuk
merawat atau membiayai kehidupan para pengungsi yang datang di Negeri ini, biasanya dari negara-negara yang kena perang. Oya, termasuk membantu Negara-negara lain yang sedang berkembang. Indonesia termasuk nggak ya, hmm coba cari tau sendiri, ku kasih tanda kedipan mata.

Penasaran ? tunggu
Bagian kedua Besok

beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *