Kampung Tangguh RW.03 Wisma Tropodo Dapat Apresiasi Wabup Sidoarjo

  • Whatsapp

SIDOARJO, beritalima.com | Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, akhirnya mengindahkan harapan warganya yang tinggal di Desa Tropodo, Kecamatan Waru, yang ingin mendapatkan perhatian langsung dari Pimpinan Daerah Kabupaten setempat. Wakil Bupati Sidoarjo tersebut datang di RW.03 Wisma Tropodo, Rabu (3/6/2020) malam.

Kehadiran pria yang akrab dipanggil Abah Nur ini disambut diantaranya Ketua RW.03 yang juga Ketua Paguyuban RW Desa Tropodo, H Moch Kusaini, Wakil Ketua RW.03 Desa Tropodo, Ade Hudayana, Ketua Satgas Kampung Tangguh RW.03 Iwan Sabatini, dan para Ketua RT se-RW.03 serta seluruh anggota Satgas Kampung Tangguh setempat. Selain mereka, tampak pula Sekretaris Camat Waru, Rudi Setiawan.

Kusaini menjelaskan, ada permasalahan lama di kampung ini yang perlu mendapat perhatian Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo, di samping masalah pelaksanaan Kampung Tangguh Covid-19. Permasalahan lama yang sudah cukup dikenal di wilayah ini adalah masalah banjir.

Untuk Kampung Tangguh Covid-19, bagi RW.03 Wisma Tropodo sudah sangat siap dan jalan. Sejak sebelum diberlakukan PSBB, kampung ini sudah membentuk dan mefungsikan Satgas Covid-19. Selain itu, RW ini juga memiliki beberapa bangunan fasilitas umum yang diantaranya langsung dipakai untuk ruang pemeriksaan kesehatan, karantina mandiri dan lumbung pangan (gudang penyimpanan bantuan), sejak RW ini ditunjuk menjadi salah satu Kampung Tangguh.

Pemeriksaan suhu badan bagi warga yang masuk kampung ini atau cek point’ sudah rutin dilakukan tiap malam. Pembagian bantuan sembako gratis dari warga kepada warga paling terdampak juga sudah pernah dilakukan. Sosialiasi pencegahan dan pemakaman korban Covid-19 pun kerap dilakukan.

“Hampir semua persyaratan sebagai Kampung Tangguh sudah tersedia dan kami jalankan. Bahkan, kami berencana akan mengakhiri semua ini sampai akhir Agustus 2020. Namun, meski semua itu selama ini biayanya dari swadaya masyarakat, kami tetap berharap mendapat bantuan khusus dari Pemkab Sidoarjo, karena warga setempat yang selama ini memberi sumbangan mulai berharap sudah tidak ada tarikan sumbangan lagi,” papar Kusaini.

Selain itu, yang menjadi keluhan sebagian besar warga Desa Tropodo ini, terutama warga RW.03 Wisma Tropodo, banjir yang sering terjadi sejak tahun 2004, terutama bila hujan deras. Selain karena banjirnya yang belum juga teratasi, juga bea penanganan banjir yang selama ini hanya mengandalkan swadaya warga RW.03.

Untuk mengatasi banjir ini, masih menurut Kusaini, pihaknya mengaku harus mengoperasikan rumah pompa secara swadaya, membeli solar hingga menggaji petugas yang totalnya mencapai jutaan rupiah perbulan. Warga RW 03 rela berswadaya, meski keberadaan pompa itu ikut dirasakan oleh warga RW-RW lain yang berada di sepanjang aluran Sungai Cantel tersebut.

Kusaini pun menandaskan, jika masalah banjir belum bisa diatasi secara keseluruhan, sebagaimana yang pernah diajukan lewat surat, dia terus terang berharap Pemkab Sidoarjo memberi bantuan baik berupa panambahan pompa air maupun bea operasionalnya.

Menanggapi semua itu, Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, menuturkan, sangat mengapresiasi semangat warga RW.03 Wisma Tropodo, khusus Ketua RW Kusaini.

Abah Nur mengutarakan, Pemkab Sidoarjo prihatin atas tren kasus positif Covid-19 di wilayahnya yang terus bertambah. Pihaknya juga keberatan kalau Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat ini sudah masuk tahap ke-3 masih harus berlanjut lagi.

Dalam rapat terakhir dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, pihaknya sudah menyatakan keberatan atas penerapan PSBB tahap ke-3. “Kalau bisa kami lebih berharap agar bisa keluar dari nomenklatur PSBB. Karena kalau diteruskan kami tidak kuat, ekonomi akan mandeg,” tegasnya.

Tapi masalahnya, lanjut dia, tidak ada solusi lain untuk mengatasi kasus Corona di Sidoarjo. “Tanpa PSBB, solusinya hanya karantina wilayah dan lock down. Ini justru lebih serem, akhirnya kembali ke PSBB lagi,” ujarnya.

Berbeda dengan sebelumnya, kata Nur, PSBB kali ini lebih diarahkan ke desa dan mengurangi ceck point. Jumlah check point di jalan-jalan besar yang sebelumnya 14 titik di Sidoarjo, saat ini dikurangi menjadi 7 titik, karena sudah digeser ke desa-desa.

Konsekuensi pergeseran ke desa, anggaran yang dikeluarkan secara swadaya menjadi lebih besar. Pihaknya hanya berharap, pergeseran ini bisa mengedukasi dan memberi kesadaran lebih kepada masyarakat agar mereka siap untuk memulai era New Normal.

Untuk membantu biaya operasional, pihaknya siap mengucurkan anggaran Rp3 juta untuk setiap RW, yang di Sidoarjo jumlahnya mencapai 2.086 RW. “Bantuan ini kami akui sangat sedikit, karena sebelumnya semua RT/RW di Sidaorjo sebetulnya sudah melakukan swadaya,” ujarnya.

Mengenai beban warga RW 03 yang mengeluhkan soal banjir, pihaknya memastikan siap membantu sepanjang bisa diback up oleh kekuatan dana yang dimiliki Sidoarjo. Pihaknya berjanji, dalam waktu dekat akan memanggil dinas-dinas terkait terkait untuk menuntaskan masalah ini. “Tidak semua anggaran kami dialihkan untuk Covid-19. Jadi kalau anggarannya tidak banyak kami siap membantu,” ujar Abah Nur yang dalam kesempatan itu memberikan bantuan berupa masker pada RW.03. (Ganefo)

Teks Foto: Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin (2 dari kiri), saat mengunjungi Kampung Tangguh RW.03 Wisma Tropodo, Kecamatan Waru, Rabu (3/6/2020) malam.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait